Intensive course Christology


Kali ini kita akan sedikit merenungkan suatu hal yang lepas dari surat Kolose yang sedang dibahas. Hari ini saya baru saja selesai mengikuti kelas intensif mengenai Christology selama 4 hari berturut-turut. Sebagai penjelasan singkat, Christology adalah bagian dari Systematic Theology atau dari bahasanya, Christology dapat dibagi menjadi dua bagian:

Christos + logos = Kristus + ilmu

Atau dapat dikatakan ilmu yang mempelajari mengenai Kristus.

Dalam kelas ini dijelaskan berbagai hal mengenai Yesus Kristus. Mulai dari hal yang sederhana bahwa Dia adalah juru selamat sampai hal-hal yang sangat mendetail mengenai atributNya dan relasi ketritunggalanNya. Beberapa pelajaran dapat diterima dengan baik, namun banyak hal yang dapat dikatakan membuat otak mulai berasap karena begitu rumit dan begitu paradoks.

Pada bagian terakhir, kami para peserta kelas ini ditunjukkan sebuah video kesaksian seorang anak Korea Utara yang yatim piatu karena ibunya meninggal ketika mengandung anak kedua dan ayahnya tidak ada kabarnya ketika kembali ke Korea Utara untuk menginjili orang di sana. Kesaksian anak ini dapat dilihat di http://conversation.lausanne.org/en/resources/detail/11671#.USZciqWVO3w untuk lebih lengkapnya. Poin dari video ini diputar adalah menjelaskan betapa seorang banyak menderita untuk dapat mengenal Kristus.

Setelah video anak Korea Utara ini, kami juga diputarkan sebuah video penutupan dari konferensi penginjilan terbesar ini.Video ini dapat dilihat di 
http://conversation.lausanne.org/en/resources/detail/11647#.USZc16WVO3w. Kemudian pengajar kami yang waktu konferensi tersebut hadir di sana mengatakan bahwa setelah berhari-hari berkumpul dan mendengarkan kesaksian dari berbagai macam orang dari seluruh penjuru dunia, semua orang yang mengikuti konferensi tersebut yang mulai dari orang sederhana yang menginjili di tengah hutan sampai ke rektor universitas, diberikan doa berkat dan dikirim kembali ke tempat masing-masing agar dapat menyatakan injil Kristus yang sejati. Kemudian konferensi tersebut ditutup dengan sebuah lagu hymn ‘Crown Him with many crown’. Pengajar kami melanjutkan dengan menyatakan bahwa ketika waktu itu, the presence of God begitu terasa, dan hanya orang yang binasa yang tidak tergerak dengan keberadaanNya tersebut.

Hal ini membuat saya merenung kembali mengenai pribadi Kristus itu. Yesus yang mungkin kita sudah biasa sebut dalam doa; Yesus yang mungkin kita merasa kenal; ternyata begitu besar dan begitu tak terselami. Tentu saja hal ini adalah hal yang lumrah mengingat bahwa Dia adalah Tuhan dan kita manusia. Namun kelas ini menegaskan kembali hal tersebut. Jika kita merasa sudah mengenal Yesus Kristus Tuhan kita, saya rasa kita harus mengaji kembali apakah kita sudah membaca Alkitab dengan cukup detail.

Dengan melihat betapa besarnya Kristus, kita harus merasa gentar. Abraham Kuyper mengatakan bahwa semakin kita dekat dengan seseorang, maka kita akan semakin sulit untuk menghormati orang tersebut. Namun hal ini tidka berlaku dengan Yesus Kristus. Semakin kita mencariNya, semakin kita akan gentar kepadaNya. Karena semakin kita mengenal diriNya, maka akan semakin sadar pula bahwa dirinya lebih besar lagi jauh dari apa yang manusia dapat ketahui.

Hal ini bukan berarti bahwa kita terus menyerah untuk mencari tahu tentang Kristus. Alkitab menyediakan begitu banyak penjelasan akan siapa Kristus itu. Kita dapat mengenal dalam keterbatasan kita melalui FirmanNya tersebut. Namun kita harus sadar bahwa kita tidak akan dapat mengenalNya secara keseluruhan. Karena untuk mengenal Allah yang tak terbatas, dibutuhkan waktu yang tidak terbatas juga.

Mari kita semua mengaji ulang pengenalan kita akan Kristus. Apakah kita benar-benar mengenal Dia? Ataukah Yesus yang ada dalam pikiran kita adalah Yesus artifisial yang kita buat sendiri, bukan berdasarkan Alkitab. Kiranya Tuhan boleh membukakan pada kita pengenalan akan diriNya yang sejati bagi kita semua, agar kita boleh mengenalNya dan boleh meneladaniNya hingga hidup kita serupa dengan diriNya.

Gambar diambil dari: http://www.jesuschrist.com/wp-content/uploads/2011/02/Christcross21-510x206.jpg

Comments