Setelah panjang lebar Paulus menuliskan surat kepada jemaat
di Efesus, maka Paulus menutup surat ini dengan dua buah bagian: bagian ucapan
terima kasih dan pemberkatan. Paulus secara khusus berterima kasih kepada
Tikhikus, seorang yang dengan setia diutus Paulus untuk menyampaikan surat ini
kepada jemaat di Efesus.
Paulus kemudian sebelum mengakhiri suratnya, menyempatkan
untuk menuliskan pemberkatan kepada jemaat di Efesus. Paulus tidak menuliskan
dan meninggalkan jemaat itu tanpa apapun. Namun karena Paulus tidak dapat hadir
secara langsung karena kondisinya yang dipenjara, maka Paulus memberkati jemaat
di Efesus dalam tulisan suratnya. Isi dari pemberkatannya pun berkisar di empat
poin dimana gereja biasanya keropos: damai, kasih, iman dan anugerah. Paulus
juga ingat bahwa pemberkatan tersebut adalah dalam nama Allah Tritunggal.
Dari penutup di surat Efesus ini, Paulus menunjukkan
bagaimana ia perduli akan jemaat-jemaat yang ada. Walaupun ia terbelenggu, ia
tetap menulis surat dan mengutus orang untuk menyampaikan surat tersebut.
Terlebih lagi Paulus memberkati jemaat di Efesus agar perlindungan Tuhan boleh
menjaga jemaat tersebut dan mempertumbuhkannya. Kita sebagai sesame orang
Kristen haruslah memiliki hati seperti Paulus. Paulus memiliki hati yang total
akan pengkabaran injil di luar tanah Israel. Ada tidak dirinya di medan
pengkabaran Injil, tidak mempengaruhi hatinya yang rindu agar orang mengenal Tuhan
dengan benar.
Kiranya kita sebagai orang Kristen, juga memiliki semangat
yang serupa dengan Paulus. Semangat yang tidak hanya memikirkan diri sendiri,
namun memikirkan bagaimana pekerjaan Tuhan dalam panggilanNya boleh terpenuhi
dalam hidup kita ini. Agar nama Tuhan boleh dinyatakan ke seluruh dunia.
Comments
Post a Comment