Efesus 2:11-22 part 3


Perikop ini dilanjutkan Paulus dengan harapan dalam salib Kristus yang menyelamatkan kita dari maut. Kemudian Dia akan mengabarkan injil dan harapan tersebut pada kita yang seharusnya tidak ada dalam perjanjian awal namun dianggap sama dengan orang Yahudi waktu itu. Supaya kita ciptaan yang mulia ini boleh menjadi anakNya dan bukan lagi jadi orang asing di mata Tuhan, namun menjadi anggota keluarga Sorga.

Kali ini mari kita merenungkan makna menjadi seorang anak. Bayangkan diri kita sebagai seseorang anak kecil yang hidup di tempat kumuh. Kita mungkin akan terbiasa hidup seperti itu, hidup yang kumuh tanpa masa depan. Namun suatu ketika, oleh kedaulatan Tuhan kita diperbolehkan untuk melihat daerah terang dalam kemuliaanNya dan melihat bagaiman seharusnya kita hidup, bukan dalam tempat kumuh ini. Maka sejak saat itu, akan terjadi perubahan cara pandang kita. Ketika kita mengetahui apa yang berharga dan apa yang tidak berharga dengan axiology yang benar, maka kita akan secara automatis mengejar yang lebih berharga.

Lebih dari itu, suatu hari seorang dermawan dari daerah terang tersebut melihat kita yang mencariNya dan mengangkat kita sebagai anakNya. Bagaimana bahagianya hidup kita! Hidup yang tadinya tidak mengetahui harus apa tiba-tiba menjadi jelas harus melakukan apa, yaitu MENGEMBALIKAN SEGALA  KEMULIAAN TERSEBUT KEPADANYA. Seperti tema dari perikop-perikop sebelumnya, dimana kita diajak untuk memenuhi panggilan kita sebagai orang percaya, hanya dengan itulah kita dapat boleh sedikit membuat hati Tuhan yang mengangkat kita menjadi anak menjadi bersukacita.

Kiranya kita boleh membayangkan kondisi kita ini yang sudah dipilih menjadi anakNya. Dimana kita harus berespon dengan tepat terhadap anugerah yang sudah kita terima.

Comments