Efesus 3:1-13 part 2


Selanjutnya, Paulus mengatakan sebuah kalimat menarik bahwa karena Injil yang dibahas di bagian perikop sebelumnyalah, ia dipanggil menjadi hambaNya dalam kedaulatan Tuhan dan juga anugerahNya. Kenapa statement ini begitu menarik? Karena kita tahu bahwa Paulus bukanlah orang biasa-biasa saja sebelum mengenal Kristus.

Paulus yang dulu dipanggil Saulus adalah seorang Farisi yang ternama. Menjadi seorang Farisi berarti menjadi seseorang yang dari sejak dini sudah diberi ajaran mengenai kitab suci orang Israel zaman itu. Saulus juga terkenal sebagai orang yang mengainiaya jemaat. Namun seperti yang ia sampaikan di surat FIlipi, semuanya itu ia anggap sampah ketika bertemu dengan Kristus.

Jika kita melihat, bahwa Injil dapat mengubah seorang Saulus menjadi Paulus, mengubah orang yang menganiaya jemaat menjadi pengabar Injil, maka tentu kita tahu bahwa Injil dapat mengubah kita semua. Setiap nabi-nabi dan rasul-rasul mengalami perubahan drastic dalam hidup mereka. Jika Injil yang sama yang diberitakan kepada mereka dapat merubah hidup mereka, kenapa Injil tersebut tidak dapat merubah hidup kita? Pasti bias! Kita yang dahulu merupakan orang yang hilang dan selalu berbuat dosa, dapat diubah menjadi berkat bagi orang lain. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau dan rela untuk dibentuk?

Seperti kata John Owen, Roh Kudus tidak akan bekerja melawan kita, Ia bekerja seturut dengan keinginan kita yang diberikan oleh Bapa. Jadi untuk dapat berubah, kita harus mencintai Tuhan dengan REAL, barulah kita dapat memiliki keinginan yang tulus untuk berubah lebih menyerupaiNya. Hanya dengan demikianlah, Injil tersebut dapat mengubah kita semua.

Kiranya dalam hidup ini, kita boleh terus rela dibentuk dan terus mencari Tuhan dalam seluruh hidup kita. Agar hidup yang satu kali ini hanya ada untuk memuliakan namaNya.

Comments