Efesus 3:1-13 part 6


Paulus mengakhiri perikop ini dengan sebuah encouragement kepada jemaat yang ada di Efesus. Paulus memberi mereka semangat dengan mengatakan agar mereka jangan tawar hati melihat penderitaannya yang sedang dipenjara karena imannya. Justru Paulus mengatakan bahwa penderitaannya itu merupakan untuk mereka dan merupakan kemuliaan bagi mereka.

Hal ini juga merupakan hal yang sulit dimengerti. Mengapa penderitaan Paulus ia katakan untuk jemaat Efesus dan merupakan kemuliaan bagi mereka juga?  Kita dapat melihat dari sisi mengapa Paulus menderita pada awalnya. Paulus ditangkap karena memberitakan Injil mengenai Kristus di Roma. Sebagai satu umat Tuhan, maka jika ada pengabaran Injil di mana pun, seharusnya akan menjadi sukacita kita sebagai umat percaya. Ditambah lagi, dapat menderita demi nama Kristus adalah salah satu anugerah tersendiri yang tidak dimiliki orang lain. Oleh sebab itu, melihat Paulus yang menderita karena Kristus, jemaat Efesus tidka boleh lose hope. Justru mereka harus semakin kuat dan mendoakan agar Paulus boleh memiliki kekuatan untuk bertahan.

Namun sampai berdoa sajakah kita harus bertindak? Tentu tidak! Kita tidak dipanggil hanya untuk mensupport satu dengan yang lain. Kita justru dipanggil untuk maju sendiri ke medan perang dan ikut bertempur bagi Tuhan kita. Kesalahan kita adalah kita selalu berpikir bahwa menginjili adalah panggilan penginjil. Tugas kita adalah mensupport mereka dengan doa-doa kita. Berdoa bagi mereka tidaklah salah, namun  menginjili bukan hanya tugas dari penginjil, namun semua orang Kristen. Hal ini adalah panggilan dan mandat dari Tuhan Yesus sendiri bagi semua umatnya pada Matius 28. Kita tidak boleh hanya menunggu dan berdoa saja, namun kita harus ikut berjuang dan jika perlu menderita agar nama Tuhan dipermuliakan.

Kiranya kita semua boelh memiliki api perjuangan untuk boleh mengabarkan Injil ke banyak orang sekaligus berdoa bagi orang-orang yang dipanggil secara full time, agar mereka dapat menjalankan panggilan mereka dan memperluas kerajaan Allah.

Comments