Efesus 4:17-32 part 8


Pada bagian terakhir dari perikop ini yang membahas mengenai manusia yang memiliki hidup baru, Paulus menuliskan mengenai bagaimana kita harus saling memaafkan. Memaafkan menjadi salah satu aspek penting dari hidup manusia. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa adalah manusia yang sulit untuk memaafkan. Seberapa pentingnya memaafkan ini, sehingga Yesus pun menyebutkannya dalam doa Bapa kami.

Secara natural manusia yang jatuh dalam dosa akan sulit memaafkan, karena sejak manusia jatuh dalam dosa, Tuhan telah memberikan permusuhan itu di hati manusia kepada iblis. Namun hal ini terus berkembang dan pada kasus Kain dan Habel, amarah yang tidak dikontrol ini berakhir dengan pertumpahan darah. Kemudian sepanjang sejarah di Alkitab, banyak sekali kasus dimana amarah yang tidak dikontrol ini menjadi cikal bakal masalah besar.  Pada bagian sebelumnya di perikop ini, sudah dibahas bahwa amarah ini harus dikontrol untuk mencegah iblis menggunakannya untuk melawan Tuhan. Namun pada bagian terakhir ini, Paulus dengan jitu menyebutkan bahwa amarah yang surut tidaklah cukup, haruslah kita memaafkan satu dengan yang lain.

Namun bagaimana kita bisa keluar dari dosa ini? Paulus menyebutkan dengan jelas bahwa bagi ciptaan yang baru, dosa kita telah dihapuskan oleh darah Kristus. Hal ini menyebabkan pengampunan dari Allah Bapa juga terhadap kita semua orang yang percaya pada kematian dan kebangkitan anakNya. Oleh dasar inilah kita dapat mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Jika ada orang yang membangkitkan amarah kita, kita harus ingat, bahwa kita juga orang yang seharusnya dimurkai Allah dan sudah diampuni oleh karena Kristus telah mati bagi kita. Mengampuni selain dari dasar ini dapat dipastikan bahwa pengampunan tersebut memiliki orientasi kepada diri.

Kiranya kita dapat memaafkan kesalahan satu dengan yang lain. Agar boleh Tuhan dipermuliakan lewat hidup kita.

Comments