Efesus 5:1-21 part 3


Poin selanjutnya yang Paulus bahas dalam berjalan dalam kasih adalah mengenai perkataan. Sekali lagi Paulus mengangkat topik mengenai bagaimana kita menggunakan mulut kita. Namun Paulus memfokuskan pada bagaimana kita harus mengucap syukur. Paulus mengatakan, janganlah kiranya kita berbicara hal yang kosong, lalu ia mengontraskannya dengan mengucap syukur.

Paulus mengontraskan omongan yang kosong dengan mengucap syukur. Omongan yang kosong dapat diartikan sebagai omongan yang tidak berisi atau tidak penting. Omongan seperti ini tidaklah memiliki tujuan yang jelas, ataupun dampak positif. Karena itu Paulus membandingkanya dengan mengucap syukur. Mengucap syukur yang benar hanya memiliki satu tujuan, yaitu memuliakan nama Bapa di Sorga. Selain memiliki tujuan yang jelas, mengucap syukur memiliki isi yang jelas, yaitu mengembalikan kemuliaan kepada Bapa saja. Oleh karena perbedaan inilah Paulus mengontraskan kedua hal ini.

Dari dua penjelasan di atas, kita dapat melihat hidup kita sehari-hari. Bagaimankah kita harus berkata-kata dalam hidup ini? Apakah kata-kata yang kita keluarkan sudah bertujuan yang benar? Apakah setiap dari kata-kata yang kita lontarkan berisi pengembalian kemuliaan kepada Allah Bapa? Paulus sekali lagi menegur kita gereja Tuhan. Kita yang seharusnya menjadi berkat bagi banyak orang, akhirnya menjadi penghambat. Dan kesalahan ini kebanyakan disebabkan bagaimana kita salah menggunakan mulut kita untuk berkata-kata.

Marilah sekalian umat Tuhan yang sudah dipilihNya, kiranya kita menggunakan mulut kita hanya untuk memuliakan Nama Tuhan saja. Mari kita buang kata-kata yang kurang bermakna dan tidak membangun. Supaya kita dapat dipakai lebih oleh Tuhan untuk membangun kerajaanNya.
Soli Deo Gloria

Comments