Efesus 5:1-21 part 5


Paulus melanjutkan surat kepada jemaat di Efesus ini dengan memberikan contoh selanjutnya. Paulus mengatakan janganlah kita ditipu oleh kata-kata yang kosong, karena amarah Tuhan akan menimpa the sons of disobedience. Frase the sons of disobedience lebih jelas mendeskripsikan ayat ini daripada terjemahan bahasa Indonesianya: durhaka.

Sons of disobedience dapat diartikan anak-anak dari ketidaktaatan. Ketidaktaatan disini melambangkan iblis itu sendiri. Menjadi anak dari ketidaktaantan berarti menjadi anak dari iblis. Apa esensi menjadi seorang anak? Esensi menjadi seorang anak dalam disimplifikasi menjadi taat kepada orang tua. Jadi ketika Paulus mengatakan hal ini, Paulus mengacu pada orang-orang yang tunduk kepada kehendak iblis dan menjadi lawan dari Tuhan.

Dengan kita kalah terhadap dosa, maka kita menjadi sons of disobedience. Padahal seharusnya, kita umat Kristen yang sudah dipanggil keluar dari dosa oleh Allah Bapa yang dimungkinkan oleh kematian AnakNya yang tunggal di kayu salib, diberi kekuatan untuk menang dari dosa ini. Namun dosa tidak bisa kita harapkan untuk mati dengan sendirinya. Kita harus memeranginya secara aktif. Namun kita juga tidak dapat menang dengan kekuatan kita. Hanya kekuatan dari Tuhanlah yang dapat menjadi kekuatan kita untuk mengalahkan kuasa dosa dalam hidup kita.

John Owen, seorang puritan mengatakan, “Be killing sin, or it will be killing you.Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa hidup kita hanya bisa menjadi dua kutub: membunuh atau dibunuh, menang atau kalah, setia atau tidak setia, memuliakan Tuhan atau mempermalukan Tuhan. Kita tidak bisa berada di tengah-tengah diantara kedua kutub tersebut.

Marilah  kita memilih jalan hidup kita dengan benar sesuai dengan kehendak Alalh. Agar hidup ini boleh menaati setiap perintah yang diberikan oleh Alalh kita dan boleh kemuliaanNya dinyatakan melalui hidup kita.

Comments