Efesus 6:10-20 part FINAL


Perikop ini menyatakan bahwa ujung dari semua pembelajaran kita adalah peperangan melawan iblis di dunia ini. Karena yang kita lawan bukanlah mahluk hidup yang berdaging dan darah, maka kita tidak bisa melawannya dengan kemampuan bela diri kita maupun dengan senjata-senjata duniawi seperti pistol dan lainnya. Lawan kita adalah roh, oleh sebab itu, Paulus memberikan rincian atas pelengkapan perang Allah.

Dalam menggambarkan perlengkapan perang Allah ini, Paulus menganalogikan kita, umat Tuhan, sebagai seorang prajurit tentara Romawi. Analogi ini begitu tepat menggambarkan kita dalam berbagai macam hal. Untuk kaitan dari setiap perlengkapan sudah dibahas di beberapa posting sebelumnya. Namun masih ada beberapa aspek yang belum dibahas mengenai integrasi dari seluruh baju perang ini.

Yang pertama adalah bagaimana tentara Romawi berperang. Jika kita melihat film-film yang menceritakan mengenai peperangan zaman kerajaan Romawi Berjaya, kita bisa melihat dengan jelas bahwa tentara Romawi tidak berperang sendirian. Mereka selalu membentuk sebuah formasi yang kokoh bersama-sama. Ini menjadi salah satu kunci kemenangan tentara Romawi di setiap perang mereka. Hal ini dapat kita proyeksikan ke kehidupan kekristenan kita. Kita sebagai orang Kristen dipanggil untuk berperang secara kommunal, bukan berperang sendirian. Kita dipanggil untuk berperang dalam formasi yang membentuk satu tubuh Kristus dalam gereja. Oleh sebab itu, orang Kristen wajib bersekutu! Dengan bersekutu, kekuatan kita untuk memberikan impact dan menyatakan Tuhan ke dunia akan bertambah. Dengan bersekutu pula kita dapat bertumbuh bersama dan saling menjaga satu sama lain.

Poin yang lain adalah bagaimana Paulus menggambarkan ikat pinggang sebagai kebenaran dan pedang yang disarungkan di ikat pinggang tersebut sebagai Firman Tuhan. Hal ini seolah-olah ingin mengatakan bahwa kebenaran dan Firman Tuhan adalah satu. Bahkan dapat dibilang Firman Tuhan adalah inti dari kebenaran itu, bagai pedang yang disarungi. Senjata yang harus kita sandang ini adalah senjata yg merupakan kebenaran itu sendiri. Yang harus kita lakukan adalah kita tidak bisa menerima saja kebenaran ini, kita harus mengekstraknya dan menjadikannya senjata bagi kita.

Poin yang terakhir adalah bagaimana Paulus menggambarkan setiap perlengkapan ini dengan kata benda bukan kata sifat. Penggambaran Paulus ini membuat lebih jelas, bahwa perlengkapan ini bukanlah sifat yang muncul dari dalam manusia, namun merupakan sesuatu yang diberikan oleh Tuhan agar kita bisa kenakan dan pakai untuk melawan musuh kita di dunia ini.

Kiranya kita semua boleh berperang dengan mengacungkan Firman Tuhan yang adalah kebenaran itu, dan melangkah maju terus dengan kerelaan memberitakan Injil sebagai kasut kita. Serta terus bertahan menghadapi serangan lawan dengan perisai, baju zirah dan ketopong kita dan terus mengikat erat ikat pinggang kita untuk mempersiapkan perang yang panjang ini. Kiranya hanya nama Tuhan kita Yesus Kristus yang dipermuliakan dalam perang ini.

Soli Deo Gloria!

Gambar diambil dari: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCx12SBJAvnZIalCh86OPEwwQEUVHyEKwV0m_nJtnXfwhzz5OxETi1jLPf5F16OyKrrzASVI_572456uXLYcAyxBog8BXo945AtVUXmJFKLTZ65LSkmg_gCnjLW1Q1vN7M8TX7jQata7QY/s1600/roman-army-04.jpg

Comments