Filemon 1:8-22 part FINAL


Jika dapat disimpulkan dari perikop ini, Paulus mengirim kembali Onesimus ke Filemon dan meminta Filemon agar menerima kembali hambanya yang sudah mencuri dan melarikan diri darinya ini mencerminkan bagaimana Paulus mengutamakan pekerjaan Tuhan dibandingkan keinginan pribadinya. Hal ini merupakan dasar dari bentuk menyangkal diri. Walaupun dalam konteks Paulus, sebenarnya tindakan menahan Onesimus untuk melayani bersama dirinya bukanlah hal yang buruk sampai harus disangkal, namun Paulus peka akan kehendak Allah dalam Onesimus dan ia rela tunduk terhadap kehendak Allah tersebut.

Hal ini merupakan pelajaran dan teguran yang besar bagi kita semua umat Kristen. Kita walaupun sudah menyebut diri Kristen, pasti masih sangat sering mengutamakan ego kita diatas apa yang Tuhan kehendaki. Kita masih ingin menikmati dunia ini dan bukan menikmati Kristus. Padahal Tuhan adalah sumber dari sukacita yang sejati. Namun kita tidak melihatNya sebagaimana seharusnya kita melihatNya.

Hal ini dapat terjadi karena hati kita yang setengah-setengah ingin mengasihi Dia. Padahal pada kenyataannya, kita tidak bisa mengabdi pada dua tuan, tidak bisa mengasihi dua tuan. Kita harus memilih antara dunia atau Kristus. Jika kita hanya setengah hati berusaha mengasihi Kristus, hal tersebut sama saja dengan tidak mengasihi Kristus sama sekali. Sedikit saja hati kita ada yang tidak tertuju pada Kristus, maka kita harus lebih mengasihiNya lagi! Tanpa mengasihi Dia dan mengenal Dia secara pribadi, adalah mustahil kita dapat seperti Paulus menyangkal hal yang mungkin terlihat baik juga namun bukan kehendakNya.

Sama dengan semakin kita mengenal seseorang, semakin kita mengerti apa yang orang tersebut sukai, benci, kejar dan hindari, hanya dengan kita semakin mengenal Kristus melalui FirmanNya, kita dapat semakin mengerti apa yang Kristus sukai, benci, kejar dan hindari. Semakin kita mengenal Kristus, kita juga akan semakin rela untuk menyangkal diri dan peka akan kehendakNya ketika dihadapkan dengan pilihan yang nampak baik kedua-duanya, kita dapat memilih dengan tepat apa yang menjadi kehendakNya dalam hidup kita.

Mari kita meminta kepada Allah, agar memberikan kasih yang lebih kepada Kristus, hati yang lebih mencintaiNya dan hidup yang boleh sinkron dengan itu semua. Agar hidup kita yang hanya satu kali ini, boleh seperti Paulus, dipenuhi dengan tindakan yang memuliakan namaNya saja.

Comments