Titus 1:1-4 part 3


Pada akhir dari salam pembukanya, Paulus baru menyebutkan tujuan dari suratnya ini. Surat ini ditujukan Paulus kepada Titus yang Paulus sebut sebagai anaknya dalam iman. Kemudian Paulus memberikan ucapan berkat bagi Titus tersebut.

Dalam kalimat singkat yang biasa ini, Paulus ingin menyampaikan hubungan yang tidak terlihat antaranya dan Titus. Seorang anak yang dilahirkan di keluarga merupakan salah satu anugerah Tuhan terbesar dalam sebuah keluarga. Biasanya ikatan antara orang tua dan anaknya dihubungkan dengan ikatan darah. Ada kata-kata kutipan yang mengatakan, “Blood is thicker than water.” Kutipan ini ingin mengatakan bahwa ikatan darah pasti akan lebih kuat dari ikatan biasa. Namun kutipan ini melupakan ikatan keluarga dalam satu iman.

Ikatan Paulus dengan Titus seperi seorang ayah dan anaknya. Namun, melebihi dari ikatan darah, Paulus dan Titus disatukan oleh kesatuan iman; iman kepada pribadi yang sama. Ikatan ini harusnya memiliki kekuatan yang lebih kuat dari ikatan antar manusia apapun di dunia ini. Karena ikatan ini ditetapkan oleh Allah sendiri dalam kekekalan. Sehingga ikatan ini bukan merupakan ikatan yang sementara, melainkan ikatan yang kekal juga.

Bagaimana dengan kita dengan orang percaya lainnya? Bagaimanakah kita melihat mereka? Kita mungkin sudah banyak melupakan prinsip yang Paulus sampaikan ini. Kita banyak menganggap jemaat yang bahkan satu gereja lokal dengan kita sebagai sekadar orang lain dalam hidup kita. Ini bukanlah apa yang Alkitab ajarkan. Mereka adalah saudara seiman kita, diikat oleh ikatan iman yang kekal dari Tuhan. Oleh sebab itu, kita harus peduli selayaknya seorang saudara, bahkan melebihi dari ikatan saudara kandung.

Kiranya kita semua boleh memperbaiki bagaimana kita memandang sesama kita dalam gereja. Mereka bukanlah sekadar orang lain, namun saudara kita dalam Kristus. Maka suda selayaknya kita peduli kepada mereka seperti kepada orang-orang yang diikat oleh darah dengan kita.


Comments