Titus 2:1-15 part 2

Paulus melanjutkan suratnya dengan membahas tugas dari peran yang kedua, yaitu wanita dewasa. Sebagai wanita dewasa, Paulus menyatakan wanita harus dapat disegani, bukan pemalas dan bukan pecinta anggur. Merek aharus mengajarkan apa yang baik dan mengajarkan wanita-wanita muda untuk mengasihi anak dan suami mereka. Terlebih lagi, mereka juga harus dapat mengendalikan diri, murni, ramah dan tahluk kepada suami. Hal ini dilakukan agar Firman Tuhan tidak dipermainkan.

Paulus memberikan bagi para wanita list panjang kewajiban yang harus mereka lakukan. Mulai dari mendidik wanita muda sampai tahluk terhadap suami. Semua hal ini menjadi peringatan bagi para wanita. Paulus boleh memberikan tugas bagi pria dalam satu ayat saja, namun tugas yang diberikan Paulus kepada pria lebih abstrak dari yang diberikan terhadap wanita. Paulus dengan jelas mendaftarkan list sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wanita dewasa. Mungkin diantara daftar panjang Paulus, dua hal yang paling banyak hilang pada zaman ini adalah bekerja di rumah dan tahluk kepada suami.

Wanita zaman ini sudah tidak seperti zaman dulu lagi. Pada zaman dahulu, wanita dianggap tidak setara dengan pria dan tidak dianggap dalam sebuah komunitas. Namun wanita di zaman ini menuntut persamaan derajat. Alhasil banyak wanita yang menjadi wanita karir dan menjadi petinggi-petinggi di perusahaan tempat mereka bekerja. Hal tersebut bukanlah hal yang salah, namun Paulus menekankan bahwa wanita haruslah mengingat tanggung jawab utama yang Tuhan berikan kepada mereka sebagai seorang istri dan ibu. Pekerjaan ini tentu meliputi pekerjaan yang terkesan kurang terhormat seperti memasak, menyapu, mengepel dan menjaga anak. Jika seorang istri meninggalkan tanggung jawab utamanya ini, maka dapat dipastikan akan terjadi masalah terhadap keluarga tersebut, karena ada pihak yang tidak menjalankan tugasnya. Tentu hal ini juga berlaku bagi para laki-laki.

Hal kedua adalah tahluk terhadap suami. Seperti yang dibahas di renungan sebelumnya, dikarenakan laki-laki yang tidak dapat bertindak sebagai laki-laki, maka semakin banyak wanita yang ingin tidak tunduk terhadap suami. Tentu inti dari permasalah ini berada pada pihak laki-laki. Namun bukan berarti wanita dapat menyerang laki-laki dan mengambil alih peran kepala. Wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki. Oleh sebab itu, maka tugas seorang wanita adalah menolong laki-laki, bukan menginjaknya jika tidak mampu. Jika seorang wanita mendapati seorang laki-laki yang tidak berpendirian dan tidak dapat mengambil keputusan, maka hal yang harus dilakukan adalah mendorong lelaki tersebut untuk dapat melakukan tugasnya, bukan sebaliknya menjatuhkan laki-laki itu.


Kiranya para wanita boleh menyadari peran mereka dalam sebuah komunitas, terutama dalam sebuah keluarga. Wanita dicipta untuk menolong pria bukan untuk berkuasa atasnya. Maka, bagi para wanita Kristen, umat yang sudah ditebus, tolonglah para pria. Dukung mereka dengan segenap hatimu. Supaya ia bisa menjadi pemimpin yang dapat memimpin dengan handal sesuai dengan kehendak Allah.


Comments