1 Tesalonika 2:1-16 part 4

2:1-16 part 4
Paulus melanjutkan kembali dengan menyatakan bahwa sebenarnya sebagai seorang rasul ia berhak meminta jemaat di Tesalonika melakukan sesuatu dengan paksa, namun Paulus menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah mereka lakukan. Sebaliknya mereka tidak memaksakan kehendak mereka walaupun mereka tahu itu benar dan mendidik jemaat Tesalonika seperti layaknya seorang ibu mendidik anak mereka. Dengan itu, Paulus juga menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berbagi bukan hanya Injil Tuhan melainkan juga diri mereka.

Sikap Paulus dan rekan-rekannya ini mencerminkan sikap yang harus dimiliki oleh seorang Kristen. Orang Kristen sering kali menginginkan perubahan hidup yang instan. Mereka berharap dengan kekristenan hidup mereka dapat berubah total. Hal tersebut tidaklah sepenuhnya salah, karena ketika seseorang bertobat, serharusnya memang hidup orang tersebut akan berubah dengan drastic. Hal inilah yang disebut dengan justification. Namun tidak berhenti disitu saja, hidup kekristenan haruslah dipelihara dan dinurtur agar semakin menyerupai Kristus. Hal inilah yang disebut dengan sanctification. Paulus dan rekan-rekannya memahami hal ini sehingga mereka tidak memaksakan jemaat Tesalonika untuk berubah melainkan mendidik mereka dengan penuh kasih agar dapat bertumbuh.

Namun hal ini tidak akan dapat dicapai dengan dedikasi yang setengah-setengah. Paulus menyatakan bahwa mereka siap untuk tidak hanya berbagi Injil namun juga diri mereka. Hal ini menunjukkan dedikasi yang penuh dari Paulus dan rekan-rekannya dalam melayani Kristus melalui pengabaran Injil. Pengabaran Injil tidaklah berbicara mengenai kotbah-kotbah lalu pergi begitu saja. Dalam penginjilan, dibutuhkan dedikasi hidup yang ditundukkan kepada kehendak Allah saja. Tanpa dedikasi hidup kita yang tidak lagi memikirkan diri sendiri namun memikirkan kehendak Bapa saja, maka Injil yang dikabarkan akan menjadi tawar. Bukan masalah di Injil yang jelek, namun karena orang yang mengabarkannya tidak menyerahkan hidupnya untuk itu.


Kiranya hal ini dapat menjadi refleksi bagi kita agar kita dapat memperbaiki hidup kita. Agar hidup kita dapat menjadi lebih sempurna seperti Kristus dan dapat memuliakan Bapa di Sorga.



Comments