1 Tesalonika 2:17-3:5 part 1

Paulus memulai perikop baru ini dengan menyatakan mengenai absennya mereka dari Tesalonika untuk beberapa saat. Akibat dari penganiayaan yang hebat, para penginjil akhirnya harus meninggalkan Tesalonika untuk sementara waktu. Kunjugan Timotius ke Tesalonika mengakhiri masa absennya para penginjil dari tempat tersebut. Hal ini perlu dinyatakan kepada jemaat Tesalonika sebagai penegasan bahwa mereka tidak meninggalkan jemaat. Untuk mempertegas hal tersebut, Paulus menyatakan bahwa mereka boleh dipisahkan secara fisik, namun secara hati masih bersatu.

Hal ini memberikan peringatan bagi kita sebagai jemaat Kristen pada zaman ini. Gereja merupakan persatuan yang tidak hanya dibatasi oleh kontak fisik saja. Gereja merupakan kesatuan dalam kekekalan yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Paulus menyatakan jika terpaksa ada perbedaan jarak antara dia dan jemaat, itu tidak membuat mereka terpisah secara hati. Ini menunjukkan betapa Paulus mengasihi jemaat-jemaat gereja di tempat-tempat lain.

Kemudian kita sekarang sebagai bagian dari gereja Tuhan haruslah beripikir demikian, “Sudahkah saya menjadi seorang anggota gereja yang memiliki hati seperti Paulus?” Sering kali kita merasa bahwa kita sudah menjadi bagian dari gereja karena kita sudah pergi ke gereja lokal setiap minggu, mengikuti kebaktian Minggu dan mungkin melayani. Namun pergi ke gereja dan mengikuti kebaktian bukanlah ciri-ciri orang yang memiliki hati untuk gereja Tuhan.

Paulus memberikan salah satu contoh tindakan yang menjadi ciri gereja yang sejati: memilki hati untuk gereja. Bagaimana Paulus peduli kepada jemaat haruslah kita miliki. Ketika kita terpisah dengan gereja lokal, masihkah kita memikirkan gereja kita tersebut?


Kiranya kita menjadi anggota gereja yang emmiliki hati pada gereja Tuhan. Ketika kita terpisah seperti Paulus terpisah dari jemaat Tesalonika, janganlah kita berhenti mengasihi gereja kita.


Comments