1 Tesalonika 5:12-28 part 10

Bagian kedua di penutup surat kepada jemaat Tesalonika ini adalah sebuah jaminan yang Paulus berikan untuk mengukuhkan iman jemaat di Tesalonika. Paulus menyatakan, bahwa Dia, yang memanggil mereka setia, akan melakukannya juga. Hal ini menjadi pegangan bagi jemaat Tesalonika dan bahkan kita yang ada di zaman ini. Karena Tuhan kita adalah Allah yang setia kepada janjiNya. Dia bukan Tuhan yang menuntut umatNya untuk setia sementara Dia menelantarkan umatNya.

Pada masa surat ini ditulis, kekristenan mengalami kesulitan yang begitu besar. Mengaku bahwa Kristus adalah Raja dan Juruselamat dapat membuat nyawa kita melayang. Kesulitan ini terjadi juga dengan jemaat di Tesalonika. Ditambah lagi mereka yang sedang diragukan mengenai kemana mereka akan pergi setelah kematian tiba. Gabungan kedua hal tersebut membuat jemaat Tesalonika mulai meragukan akan kasih setia Allah kepada mereka. Mereka mulai meragukan apakah kesetiaan mereka kepada Allah melalui Kristus adalah hal yang benar-benar berarti dan tidak sia-sia. Oleh sebab itu Paulus menegaskan, bahwa Tuhan yang meminta kita setia sudah pasti akan setia juga kepada janjiNya pada umatNya.

Pertanyaan yang sebenarnya bukanlah apakah Tuhan akan setia kepada kita, namun apakah kita akan setia terus kepada Tuhan? Karena pada hakekatnya, Tuhan tidak memerlukan kita, atau bahkan tidak memiliki keharusan untuk Dia menyelamatkan kita. Jadi ketika Allah itu setia, maka Dia setia pada diriNya yang sempurna oleh karena kasihNya. Sebaliknya, manusia adalah mahluk ciptaan yang tidak layak diselamatkan, namun masih dikasihani oleh Allah. Sebagai umat yang dipilih oleh Tuhan, kita harus merefleksikan diri terus, apakah kita sudah setia kepadaNya? Banyak hal dalam dunia ini yang akan terus menggoda kita untuk mejauh dari Kristus. Tantangan kita sebagai umat percaya adalah menerobos cobaan tersebut dan keluar sebagai pemenang dengan terus percaya, setia dan bergantung kepada Allah saja. Karena tidak mungkin manusia berdosa memiliki keinginan untuk setia kepada Allah, hanya dalam pimpinan Roh Kuduslah kesetiaan itu bisa ada.

Kiranya kita boleh meneladani Kristus yang telah taat dan setia kepada Allah Bapa sepanjang hidupnya. Rela menderita dan mati di kayu salib demi setia kepada Allah Bapa. Agar hidup kita boleh diubah oleh hikmatNya untuk lebih lagi dapat dipakai untuk menghadirkan kerajaanNya di dunia ini.


Comments