1 Tesalonika 5:12-28 part 12

Pada bagian terakhir dari surat ini, Paulus menyatakan hal terakhir untuk menyempurnakan suratnya. Paulus menyatakan bahwa ia dengan autoritasnya sebagai rasul mengharuskan jemaat Tesalonika untuk membacakan surat ini kepada semua jemaat yang lain termasuk yang lemah hati dan diam. Hal ini dilanjutkan Paulus dengan pernyataan bahwa anugerah dari Yesus Kristus bersama mereka.

Jika kita mengaitkan dua hal ini, maka kita dapat menarik kesimpulan akan betapa pentingnya bertukar Firman satu sama lain. Paulus mengharuskan jemaat Tesalonika untuk mereka berbagi Firman dalam surat yang ia tulis kepada jemaat lainnya. Lalu ia mengatakan bahwa anugerah Kristus bersama mereka. Hal ini menunjukkan anugerah besar yang Paulus harap jemaat Tesalonika dapatkan adalah Firman yang dibagikan satu sama lain diantara mereka. Paulus tidak merelasikan anugerah yang ia katakan dengan uang, kesehatan, kemakmuran atau segala hal yang ditawarkan oleh dunia.

Hal ini menerobos seluruh interpretasi zaman ini mengenai anugerah. Banyak gereja pada zaman ini sudah terjerat teologi sukses dan mengidentikan berkat dengan kesuksesan, kemakmuran dan kesembuhan. Padahal Paulus menyatakan bahwa Firman yang ia tulis dalam suratnya merupakan anugerah besar jika dapat dibagikan ke jemaat-jemaat lainnya. Dunia ini sudah salah kaprah mendefinisikan apa itu anugerah. Anugerah terbesar setelah penebusan manusia dapat dikatakan adalah bagaimana manusia dapat mengerti Firman Allah sendiri. Maka harusnya itulah yang kita cari. Itulah yang seharusnya kita kejar dan jadikan pusat dari hidup kita.


Mari kita merefleksikan apa arti anugerah bagi kita. Apa yang kita minta ke Tuhan dalam doa kita sehari-hari? Apakah itu merupakan anugerah sejati yang dituliskan dalam Alkitab? Tuhan mewahyukan diriNya melalui Alkitab bukanlah sebuah kebetulan atau main-main belaka. Mari kita tunduk kepada Alkitab sebagai Firman Tuhan bagi kita.


Comments