2017: A Year of Commitment

Happy new year 2017! Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali saya menuliskan renungan saya akan Alkitab. Setelah banyak hal yang terjadi selama beberapa tahun ke belakang, akhirnya saya memutuskan pada tahun 2017, saya akan kembali menuliskan renungan yang saya pikirkan dari pembacaan Alkitab sehari-hari saya. Saya berharap tahun 2017 akan menjadi tahun dimana tulisan saya akan membawa lebih banyak berkat bagi banyak orang.

2016 Review

2016 telah menjadi tahun yang penuh perubahan dalam hidup saya. Diawali dengan semester terakhir dari studi master saya di Amerika dan diakhiri dengan hampir setengah tahun saya bekerja di Singapura. Banyak ketidakpastian yang saya alami selama masa transisi dari kelulusan kuliah sampai memutuskan untuk bekerja di Singapura.

Singkat cerita, sebelum akhirnya memutuskan untuk bekerja di Singapura, saya dihadapkan dengan dua peluang kerja yang mirip. Posisi yang ditempati sama, satu di Amerika dan satu di Singapura. Tentu peluang untuk bekerja di Amerika menjadi impian banyak orang karena gaji yang ditawarkan umumnya sangat menggiurkan. Ditambah lagi kemudahan untuk hidup disana dari berbagai macam jasa maupun teknologi yang mereka tawarkan benar-benar mempermudah hidup.

Saya bahkan berpikir lebih jauh lagi untuk membenarkan keputusan untuk bekerja di Amerika dengan alasan-alasan yang tampak logis lainnya, seperti dekatnya ke pusat perkembangan teknologi ataupun kesempatan untuk mengeluarkan ide yang begitu dianjurkan oleh lingkungan. Belum lagi ditambah perusahaan yang di Amerika mengharuskan saya untuk pergi ke Eropa setahun minimal dua kali karena tuntutan pekerjaan. Semua ini sangat menggoda saya untuk bersikeras bekerja di Amerika.

Namun pada waktu itu, saya telah menerima tawaran akhir dari perusahaan di Singapura, dan sudah melalui wawancara tahap akhir untuk perusahaan di Amerika. Ketika masa menunggu tawaran dari perusahaan di Amerika, saya teringat sebuah ayat yang saya hapal karena begitu nyata dalam hidup saya di masa lalu. Ayat tersebut adalah Matius 6:33 yang berbunyi demikian:

But seek first the kingdom of God and His righteousness 
and all these things shall be added unto you.
Matthew 6:33 (ESV)

Ketika saya merenungkan kembali ayat ini, saya kembali teringat sebuah kotbah yang mempertanyakan tujuan hidup manusia. Untuk apakah hidup manusia yang Allah ciptakan ini? Westminster Shorter Catechism question 1 menyatakan:
Q. 1. What is the chief end of man?

A. Man's chief end is to glorify God, and to enjoy him forever.
Tujuan kita manusia ciptaan diciptakan ialah untuk memuliakan Allah dan menikmatiNya selamanya. hal ini kembali membuat diri saya bertanya-tanya, apa yang seharusnya kita kejar ketika mengambil keputusan dalam hidup kita. Di Amerika saya bersyukur bisa bersekutu bersama di sebuah gereja yang sangat baik. Namun ada hal yang tetap saya tidak temukan dalam gereja di Amerika yang saya dapatkan di gereja saya di Indonesia. Hal ini membuat persekutuan di gereja tersebut hanya dapat membuat saya bertahan, namun tidak bertumbuh.

Jika saya jujur kepada diri saya sendiri, saya ingin kembali bersekutu di gereja saya yang memiliki cabang di Singapura. Saya ingin kembali bertumbuh dalam iman dan pengetahuan akan Allah yang saya percaya. Ditambah lagi beban saya bagi pemuda-pemuda Indonesia pun belum dapat saya kerjakan sejauh ini. Belum lagi jika saya perhitungkan beban saya untuk berbagian dalam universitas Reformed nantinya.

Setelah bergumul beberapa saat, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil tawaran dari perusahaan di Singapura dan ternyata keputusan ini seperti dikukuhkan dengan datangnya penolakan dari perusahaan di Amerika. Kemudian, setelah benar-benar hidup di Singapura, saya sungguh-sungguh bersyukur, karena saya memiliki komunitas yang sangat mendukung baik dalam pekerjaan dan dalam gereja saya.

Conclusion

Sering kali kita dihadapkan dengan suatu keputusan yang sangat penting dalam hidup kita yang akan menentukan arah hidup kita di masa yang akan datang. Sering kali dalam pengambilan keputusan tersebut, kita melupakan faktor paling penting yang tercantum dalam Mazmur 119:105:

Your word is a lamp to my feet and a light to my path.
Psalms 119:105

Kita sering melupakan Firman Tuhan yang merupakan satu-satunya sumber terang dalam kegelapan dunia ini. Mari kita jadikan Firman Tuhan sebagai penuntun jalan hidup kita dan taat kepada Firman yang hidup tersebut. Agar hidup kita, yang hanya satu kali ini menjadi sebuah hidup yang merupakan persembahan yang hidup dan berkenan bagi Allah pencipta kita.


Comments