The Three Corona - Tiga Corona

Image result for crown photo

Belakangan ini seluruh dunia digemparkan dengan sebuah virus yang disebut virus Corona. Virus ini merupakan virus yang sangat cepat menular dan memiliki kemungkinan membuat orang yang terjangkit virus ini sakit atau bahkan sampai meninggal dunia. Berawal dari Wuhan, sebuah kota di negara Tiongkok, virus ini sekarang dalam kurun waktu 3 bulan sudah menyebar ke sebagian besar negara di dunia. Lebih parahnya, sampai sekarang, setelah merengut nyawa ribuan orang, virus ini masih belum ditemukan vaksinnya.

Istilah Corona inidiambil dari bahasa Spanyol yang berarti mahkota yang sesuai dengan bentuk virus ini yang berbentuk bulat dan memiliki banyak 'mahkota' di sekelilingnya. Hal ini sangatlah ironis jika kita mengingat asal kata ini. Mahkota yang seharusnya dipakai untuk menggambarkan suatu kemuliaan dan kemegahan seorang raja, menjadi suatu istilah yang begitu ditakuti dan dibenci oleh hampir seluruh manusia di bumi ini. Istilah yang seharusnya menimbulkan rasa takjub dan kagum ketika didengar, sekarang menjadi istilah yang menimbulkan keresahan dan kepanikan ketika didengar.

Ironi ini mengingatkan saya akan sebuah corona lain yang ada dalam Alkitab. Suatu mahkota yang diberikan pada Raja diatas segala raja, namun bukan merupakan mahkota yang mulia melainkan mahkota yang berduri yang menusuk kepala sang Raja dan mengalirkan darah-Nya dari kepalanya; dalam bahasa Spanyol disebut corona tejida de espinas. Mahkota kedua ini juga merupakan ironi yang begitu besar karena walau secara literal diletakkan di kepala Raja, tapi ketika Yesus melalui jalan salib sambil menyandang mahkota ini, yang ada bukanlah kemuliaan dan keagungan melainkan malu dan penghinaan. Raja yang seharusnya ditinggikan di tempat yang Maha Kudus, harus berjalan menuju Golgota dihina dan dibenci oleh orang-orang bangsa-Nya sendiri.

Mahkota kedua ini berujung pada salib. Sebuah lambang yang begitu menakutkan pada zaman Romawi dahulu kala. Salib merupakan cara membunuh yang paling keji pada saat itu karena kematian melalui salib adalah kematian yang perlahan-lahan dengan penuh kesakitan. Namun kita harus mengingat, bahwa Tuhan Yesus rela menyandang mahkota yang penuh dengan hinaan ini untuk suatu tujuan yang mulia. Ia disalibkan untuk menggenapi rencana Allah Bapa menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Manusia yang tidak dapat menyelamatkan diri dari maut yang merupakan akibat dosa dapat selamat karena pengorbanan Yesus Kristus Anak Domba Allah.

Namun kisah Yesus tidak berhenti pada kematian-Nya di kayu salib yang hina ini. Ia bangkit dari antara orang mati dan menang atas maut itu sendiri. Kemudian Ia naik ke Sorga untuk menjadi Raja yang sesungguhnya. Disana Ia mengganti mahkota duri yang Ia pakai di akhir hidup-Nya di dunia dengan corona yang ketiga, corona de vida atau mahkota kehidupan. Mahkota yang juga akan dikaruniakan pada kita yang mengasihi Dia (Yakobus 1:12). 

Di sinilah pengharapan kita yang sejati, suatu mahkota bukan hanya agung dan mulia, namun kekal adanya. Mahkota yang melebihi segala hal yang ada di dunia ini. Mahkota inilah yang seharusnya menjadi fokus hidup kita. Walau sekarang kita sedang menghadapi corona yang lain yang begitu mencekam dan mengerikan, kita harus mengingat mahkota serupa telah dikenakan Yesus di salib dan Ia telah menggantinya dengan mahkota kehidupan melalui karya keselamatan-Nya.

Kiranya seperti lagu hymn berjudul The Old Rugged Cross gubahan George Bennard yang pada reffrainnya mengatakan:
So I’ll cherish the old rugged cross,Till my trophies at last I lay down;I will cling to the old rugged cross,  And exchange it some day for a crown.
Kita dapat terus memandang dan meninggikan salib itu, dan pada suatu saat nanti, menukarkannya dengan corona de vida.

Comments