Selanjutnya, Paulus kembali melanjutkan dengan menyatakan
bahwa kita menerima inheritance atau
dapat diartikan sebagai porsi dari Allah. Apa bagian yang kita dapatkan? Yaitu
berkat terbesar yang sebelumnya sudah dibahas, menjadi umat pilihan yang sudah
dipilih dalam kedaulatanNya. Kemudian Paulus secara spesifik menambahkan kata
bagi siapa yang berharap pada Kristus dapat ikut memuliakan Dia. Berharap
disini menjadi poin penting mengingat Kristus adalah satu-satunya harapan bagi
kita agar dapat rekonsiliasi dengan Allah Bapa.
Hidup manusia merupakan hidup yang linear satu arah, dari
kelahiran sampai kematian. Dalam proses hidup ini, manusia yang sudah jatuh di
dalam dosa secara alami akan hidup melawan Tuhan. Kita semua akan mencari
kesenangan dari dunia ini dan hidup hanya untuk menikmati hidup ini saja, tidak
mempertanggungjawabkannya kepada sang Pencipta. Manusia yang tidak tidak
mengenal Allahnya, akan terjerat dalam hidup self-centered yang sia-sia.
Terlebih lagi, manusia tidak akan memiliki kekuatan dari diri sendiri yang
dapat melawan kekuatan dosa.
Bahkan segala bentuk impian, harapan lain dan cita-cita,
jika kita tarik terus dengan pertanyaan, “What
next?” akan suatu saat mencapai titik buntu. Ambil contoh seseorang dengan
impian keliling dunia. Ketika dia sudah menghabiskan hidupnya untuk berhasil
mengelilingi dunia, maka pada momen itu, ia akan menjadi kosong. Karena tahu
hidup tidak lagi ada tujuan. Semua hal di luar Tuhan akan berujung kepada
kekosongan tersebut. Kenapa bisa terjadi demikian? Karena kita tidak lagi
bertindak sesuai dengan untuk apa kita dicipta!
Seperti sendok yang digunakan seperti obeng, maka hidup
manusia yang mengejar kesenangan belaka akan sia-sia dan tidak akan menemukan
kepenuhan. Hanya jika kita sudah ditentukan oleh Tuhan menjadi umat yang
dipilihNya, maka Kristus akan menjadi satu-satunya harapan yang kita miliki
untuk keluar dari lingakaran dosa ini. Hanya orang yang berharap pada sumber
harapan yang kekal inilah, yang disebut Paulus dapat menjadi puji-pujian
kemuliaan bagiNya, sesuai dengan tujuan kita dicipta.
Kiranya kita semua sadar akan status kita yang sudah dipilih
oleh Tuhan menjadi anak-anaknya, sehingga kita boleh hidup berharap hanya pada
satu sumber pengharapan yaitu Kristus sendiri.
Comments
Post a Comment