Paulus melanjutkan perikop ini dengan memberikan penjelasan
mengenai redemption dalam Kristus.
Paulus menjelaskan bahwa yang membawa kita berdamai dengan Bapa adalah
Kristus yang merupakan damai itu sendiri. Perdamaian yang di atas segala hukum dan
aturan yang seharusnya membinasakan kita, itulah perdamaian sejati yang Kristus
bawa untuk kita.
Mari kita berhenti sejenak dan merenungkan bagaimana setelah
membahas kejatuhan kita yang begitu jauh sampai diasingkan dari umat pilihan,
namun karena kematian seorang yang tak bersalah kita boleh diperdamaikan dengan
Allah Bapa. Kristuslah satu-satunya jalan perdamaian kita dengan Allah. Kristus
bahkan menegaskan hal ini dengan mengatakan bahwa diriNya adalah jalan
kebenaran dan hidup dan tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Allah
Bapa tanpa melaluiNya (Yohanes 14:6).
Jika Kristus mengatakan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan
yang membatasi hubungan kita dengan Allah Bapa, maka jalan tersebut haruslah
kita lewati agar sampai kepada tujuan. Masalahnya adalah jalan ini adalah jalan
yang sempit dan hanya orang-orang pilihan sajalah yang boleh melewatinya. Bayangkan ada 2 ruangan besar sekali yang
hanya dihubungkan oleh sebuah lorong kecil. Kita haruslah menjelajah seluruh
ruangan tersebut untuk mencari 1 lubang kecil tempat kita dapat menyeberang ke
ruangan sebelah yang kita tuju. Hal ini sama seperti bagaimana kita harus
bersikap terhadap jalan keselamatan kita satu-satunya. Kita harus dalam
anugerahNya, giat mencari Sang Jalan kita ini. Terus berusaha mengenalNya dalam
seluruh hidup kita. Sehingga ketika saatnya tiba, maka kita bias tahu dengan
pasti pintu yang mana yang akan membawa kita kepada sisi keselamatan tersebut.
Kiranya kita mencari Sang Jalan itu melebihi mencari emas
dan perak sekalipun. Berusaha semakin mengeriNya dari hari ke hari. Agar ketika
saatnya tiba, kita boleh sadar dengan pasti bahwa yang kita percaya adalah
KEBENARAN.
Comments
Post a Comment