Jika boleh diringkas, perikop ini membicarakan mengenai
sebuah misteri perjanjian baru dimana para bangsa selain Israel yang dahulu
berada diluar perjanjian sekarang berhak juga menerima pernjanjian keselamatan
dalam Kristus Yesus. Dengan percaya kepada karya keselamatan Yesus dan
mengambil diriNya sebagai juru selamat pribadi, kita boleh didamaikan dengan
Bapa. Paulus juga menekankan bahwa rancangan kekal Tuhan tersebut dapat diwujudkan
dalam Yesus Kristus yang ada dalam Alkitab. Jika kita mengerti bagaimana
beriman kepada yang benar, maka penderitaan kita bukanlah penderitaan, namun
merupak tindakan yang memuliakan Allah.
Bagaimana dengan kita semua orang-orang yang membaca perikop
ini boleh menyikapi Firman ini dengan benar? Perikop ini menjadi sebuah kabar
sukacita yang luar biasa bagi jemaat di Efesus. Karena mereka yang dulu ada di
luar perjanjian tersebut boleh menerima keselamatan juga dalam Kristus.
Walaupun pasti tidak semua orang berakhir menerima Kristus dan diselamatkan,
namun kabar baik ini memberikan harapan bagi jemaat di Efesus. Harapan yang
sama adalah harapan yang kita terima. Setelah anugerah Roh Kudus yang
menyadarkan kita akan dosa-dosa kita, jalan untuk kembali hanyalah melalui
Kristus saja. Kegelapan di sekeliling kita akan lenyap dengan datangnya terang
tersebut. Terang tersebut akan menunjukkan jalan menuju keselamatan.
Namun bagi kita orang Kristen yang tidak bersukacita akan berita
tersebut, kita perlu berhati-hati. Jangan-jangan kita sudah menganggap bahwa
keselamatan dari Allah itu merupakan sesuatu yang take it for granted.
Jangan-jangan kita sudah lupa bahwa dulu kita orang yang nothing sebelum Tuhan
memanggil kita. Kita harus terus mengingat perjanjian baru ini dan
mensyukurinya waktu demi waktu.
Kiranya kita semua boleh terus sadar akan kasih Tuhan yang
memilih kita dari antara orang-orang berdosa lainnya untuk Dia selamatkan. Kiranya
rasa sadar tersebut juga tidak hanya dalam pikiran saja namun juga dalam bentuk
tindakan.
Comments
Post a Comment