Paulus kembali menlajutkan perikop ini dengan menarik lebih
lanjut lagi apa akibat dari hidup yang mencintai Kristus. Paulus mengatakan
dengan jelas bahwa dengan memiliki kasih kepada Kristus yang sejati dan
mengakar dalam hati kita, maka kita diberi kemampuan untuk meraba seberapa
besar dan apa itu kasih Allah yang melebihi segala macam ilmu pengetahuan
hingga kita mencapai kepenuhan. Hanya dengan melalui perantara yang benar, maka
kita bisa mencapai kepenuhan.
Hal ini disebutkan oleh Paulus untuk mengingatkan kita lagi
akan tujuan hidup kita. Manusia dalam hidup ini akan terus mencari kepuasan
diri. Kita akan mencarinya dari apapun yang ditawarkan kepada kita. Mulai dari
uang, kehormatan sampai berhasil mencapai impian kita. Manusia yang belum
ditebus, akan mencarinya dari apa yang ditawarkan oleh dunia dan mereka tidak
akan mendapatkan kepuasan tersebut karena manusia adalah mahluk yang diciptakan
memang hanya dapat puas ketika mentaati kehendak Pencipta kita. Paulus
menjabarkan dengan jelas langkah untuk menuju kepenuhan tersebut.
Seperti kata Blaise Pascal, seorang ilmuwan, ada sebuah ruang
di hati kita dimana hanya Tuhan dapat mengisi ruang tersebut. Dengan semakin mengasihi
Allah dari hari ke hari, maka kita akan semakin mengenal Allah kita. Namun
proses mengasihi Allah dan mengenal Allah merupakan proses yang tak berakhir
karena kita hanya dapat meraba besarnya kasih Allah dan tidak dapat
mendefinisikannya, karena itu merupakan hal yang tidak terbatas. Dari sini kita
boleh mengetahui bagaimana menyelesaikan masalah terbesar umat manusia. Manusia
tidak akan dapat mencapai kepuasan tersebut dari hal-hal yang ditawarkan dunia,
karena memang manusia tidak dibuat untuk itu.
Kiranya kita boleh hidup terus mengasihi Allah dari hari ke
hari. Bukan karena kita ingin mencapai kepuasan tersebut, namun hanya untuk
mengenal Pencipta kita saja dan menikmati relasi denganNya. Kepuasan akan
datang dengan sendirinya.
Comments
Post a Comment