Pada kelanjutan perikop ini, Paulus mengembalikan seluruh
kemuliaan bagi Allah dalam penutup doanya. Paulus mengatakan bahwa doanya
ditujukan kepada Tuhan yang Mahakuasa yang dapat melakukan hal yang jauh lebih
melimpah dari apa yang kita manusia dapat pikirkan dan bayangkan. Paulus juga
mengatakan bahwa untuk Tuhanlah segala kemuliaan di gereja melalui Yesus
Kristus sepanjang masa. Hal ini merupakan doxology dalam doa Paulus untuk
jemaat di Efesus. Bagian ini merupakan bagian yang esensi dari sebuah doa yang
dipraktekkan oleh Paulus. Paulus sebelumnya menuliskan bagaimana seluruh
kemuliaan harus dikembalikan kepada Tuhan sang Pencipta.
Doxology Paulus ini memiliki beberapa poin penting. Poin
yang pertama adalah bahwa Paulus menyebutkan tujuan doanya dengan jelas. Dia
meletakkan segala harapannya hanya kepada Tuhan yang Mahakuasa. Dimana Tuhan
kita memiliki kebijaksanaan yang untuk menyelesaikan doa kita dengan cara yang
tidak terduga melebihi segala akal pikiran kita. Hanya terhadap pribadi seperti
inilah kita dapat beriman bahwa segala apa yang kita doakan boleh tiba di
pribadi yang benar.
Poin kedua yang perlu dicatat adalah bahwa Paulus sekali
lagi menyebutkan sebuah esensi dari sebuah gereja. Gereja ada untuk memuliakan
Tuhan. Kita umat percaya ada untuk memuliakan Tuhan. Sebagai orang percaya kita
dipanggil agar boleh hidup bersekutu bersama orang percaya lainnya dan tujuan
kita bersekutu tidak lain lagi adalah memuliakan Tuhan. Jadi jika sebuah gereja
kehilangan manfaatnya, maka gereja tersebut tidak akan menerima berkat dari
Tuhan. Berkat disini dapat dilihat dari pengenalan akan Tuhan dan pertumbuhan
yang didapatkan dari gereja tersebut. Juga, dengan Paulus mengucapkan gereja
dalam doanya, ini merupakan sebuah tanda bahwa gereja adalah institusi yang
penting untuk ada dalam dunia ini.
Poin ketiga adalah bahwa segalanya harus melalui Kristus yang
berlaku dari kekekalan sampai kekekalan. Seperti yang dibahas di
perikop-perikop sebelumnya, Paulus menekankan bahwa hanya ada satu jalan menuju
ke Bapa, yaitu Kristus dan ketetapan ini akan berlaku sampai Tuhan Yesus datang
untuk kedua kalinya. Oleh sebab itu, kita tidak boleh melupakan mengatasnamakan
seluruh doa kita dalam nama Kristus Tuhan dan Perantara kita.
Kiranya kita mengingat bahwa setiap doa dan tindakan kita
haruslah bertujuan memuliakan Tuhan kembali. Tanpa itu kita telah berdosa
dengan mengambil kemuliaan Tuhan bagi kita sendiri.
Comments
Post a Comment