Pada perikop ini, Paulus menjelaskan doanya kepada Tuhan
untuk jemaat di Efesus. Paulus membuka doanya dengan menyatakan dengan jelas
kepada siapa ia berlutut merendahkan diri dan berdoa. Paulus menyebutkan Tuhan
yang diterima (diakui) oleh seluruh bumi dan sorga. Hal ini membatasi dengan
jelas bahwa hanya Allah Tritunggallah yang masuk dalam hitungan. Paulus juga
menjelaskan bahwa tujuan ia berdoa adalah agar dalam anugerah Tuhan, Dia boleh
memberikan kekuatan Rohani kepada jemaat di Efesus.
Dua hal ini berkaitan satu dengan yang lain. Paulus ingin
menyampaikan bahwa kita yang lemah ini tidak mungkin dapat berdiri sendiri.
Jika kita berusaha berdiri sendiri di dunia ini, maka kita pasti akan ditelan
oleh dunia berdosa ini karena kita pada dasarnya tidak memiliki keinginan untuk
menccari Tuhan sama sekali. Kita hanya bias bertahan dalam iman kita semua
karena anugerah dari TUhan kita. Karena Dia ebrbelas kasih dan setia terhadap
janjiNya, maka Dia memelihara umatNya. Namun perlu dicatat bahwa Tuhan di sini
adalah Tuhan yang esa.
Zaman ini adalah zaman postmodern yang selalu merelatifkan
segala sesuatu. Namun orang Kristen percaya bahwa hanya ada satu Allah diatas
segala allah-allah lainnya. Hal ini juga mengimplikasikan bahwa segala standard
moral, etika, baik atau buruk harus berdasarkan apa yang dikatakan oleh Allah
yang esa ini. Juga dari perikop-perikop sebelumnya, kita tahu bahwa pengharapan
pun hanya padaNya saja. KepadaNya lah kita seharusnya menaruh segala beban dan
salib kita. Bukan untuk diringankan, namun untuk diberi kekuatan rohani agar
kita dapat melaluinya.
Kiranya kita semua menyadari bahwa Allah yang sejati
hanyalah satu dan kepadaNyalah segala kemuliaan. Mintalah kekuatan kepadaNya,
agara kit aboleh menjalani hidup ini dengan bertahan terus mengikuti
kehendakNya.
Comments
Post a Comment