Pada bagian selanjutnya dari perikop ini, Paulus menyebutkan
elemen selanjutnya dari bersatu, yaitu hasrat untuk terus ingin menjaga
persatuan perdamaian dalam Roh. Perdamaian di sini menyimbolkan perdamaian
hubungan manusia dan Allah Bapa. Hubungan ini dapat diperbaiki dengan iman kita
terhadap karya keselamatan Kristus. Oleh sebab itu kita manusia tidka dapat
membuat hubungan ini, namun tugas kita adalah menjaga hubungan ini.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita dapat menjaga
hubungan ini? Hubungan kita dengan Allah Bapa adalah hubungan yang tercipta
karena covenant. Jadi jalan satu-satunya untuk manusia dapat menjaga hubungan
ini adalah dengan menjadi seorang covenant keeper, bukan covenant breaker. Covenant
yang dimaksud adalah bagaimana Allah menjadikan kita umatNya dan Dia sebagai
Tuhan kita. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hidup yang
diberikan Tuhan ini haruslah kita gunakan untuk menTuhankan Dia. Kita harus
mempersembahkan hidup kita ini sebagai persembahan yang hidup, yang harum di
hadapan Allah (Roma 12:1).
Dari perikop-perikop sebelumnya, kita dapat menarik sebuah
benang merah yang merupakan kunci dari menjaga hubungan kita dengan Allah.
Paulus menceritakan dari awal surat Efesus ini bagaimana Tuhan dalam kekekalan
membuat rancanganNya yang kemudian membuat kita orang-orang berdosa boleh
berbalik dari hidup yang gelap menjadi terang dalam Kristus. Semua itu adalah
hal yang Tuhan anugerahkan kepada kita sebagai orang yang terpilih. Peran kita
adalah setelah kita dibenarkan dalam Kristus kita harus masuk tahap sanctification.
Di sinilah manusia dalam kedaulatan Tuhan boleh berusaha terus mengenal Dia,
terus mencari Dia dan terus menyebarkan karya keselamatanNya. Hanya dengan
inilah, kita boleh menjadi orang yang menjaga hubungan kita dengan Allah Bapa
terus baik.
Kiranya kita boleh menjaga kesucian hidup kita dan terus
mencari Allah melalui FirmanNya yang sejati, sehingga hidup kita bolehlah
menjadi hidup yang berarti dan harum di hadapan Tuhan.
Comments
Post a Comment