Paulus kembali melanjutkan perikop ini dengan menyatakan bahwa Tuhan akan terus membimbing kita dan memperlengkapi kita hingga saatnya kita gereja Tuhan boleh mencapai sebuah kesatuan dalam iman dan pengetahuan akan Allah agar kita boleh dikatakan dewasa dalam rohani menurut standard Allah. Hal ini penting juga agar kita umat Allah tidak lagi seperti anak kecil yang mudah terganggu dan terombang-ambing dengan gangguan dan godaan si jahat.
Paulus kembali menekankan pentingnya bertumbuh dalam Kristus dan InjilNya. Hanya dengan setia dekat pada Kristus, kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Untuk lebih mudah membayangkannya, kita ambil sebuah analogi. Bayangkan hidup kita sebagai sebuah pohon. Ketika pohon tersebut masih berupa bibit, maka dengan mudah burung-burung akan datang dan memakannya. Ketika sudah bertumbuh sedikit, maka anak kecil yang sedang bermain-main dapat mencabut pohon tersebut. ketika kita sudah agak besar, maka dengan sekuat tenaga, seorang dewasa dapat mencabut pohon tersebut. Namun ketika pohon tersebut sudah menjulang tinggi dan tumbuh dewasa, maka akan sangat sulit untuk mencabutnya. Sama sepert iman kita, jika kita masih menjadi bayi dalam iman, maka akan mudah ditiup angin. Namun seiirng dengan pertumbuhan iman kita, kita akan lebih kuat bertahan.
Namun perlu diingat bahwa kekuatan untuk bertahan ini adalah anugerah dari Allah sendiri. Tanpa kita bergantung pada Tuhan, kita tetap akan jatuh. Tapi kebergantungan ini juga akan bertumbuh seiirng dengan pertumbuhan rohani kita. Tidak lupa juga bahwa karena ini adalah bagian dari pengudusan, peran kita sendiri sebagai manusia tetap penuh. Jadi kita tidak bisa begitu saja bergantung kepada Tuhan tanpa mematikan dosa-dosa dengan sengaja.
Kiranya kita boleh menghidupi Injil Allah sehingga boleh bertumbuh mengenal Dia. Supaya hidup ini menjadi lebih dewasa dan tidka mudah diombang-ambing oleh dunia ini.
Paulus kembali menekankan pentingnya bertumbuh dalam Kristus dan InjilNya. Hanya dengan setia dekat pada Kristus, kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Untuk lebih mudah membayangkannya, kita ambil sebuah analogi. Bayangkan hidup kita sebagai sebuah pohon. Ketika pohon tersebut masih berupa bibit, maka dengan mudah burung-burung akan datang dan memakannya. Ketika sudah bertumbuh sedikit, maka anak kecil yang sedang bermain-main dapat mencabut pohon tersebut. ketika kita sudah agak besar, maka dengan sekuat tenaga, seorang dewasa dapat mencabut pohon tersebut. Namun ketika pohon tersebut sudah menjulang tinggi dan tumbuh dewasa, maka akan sangat sulit untuk mencabutnya. Sama sepert iman kita, jika kita masih menjadi bayi dalam iman, maka akan mudah ditiup angin. Namun seiirng dengan pertumbuhan iman kita, kita akan lebih kuat bertahan.
Namun perlu diingat bahwa kekuatan untuk bertahan ini adalah anugerah dari Allah sendiri. Tanpa kita bergantung pada Tuhan, kita tetap akan jatuh. Tapi kebergantungan ini juga akan bertumbuh seiirng dengan pertumbuhan rohani kita. Tidak lupa juga bahwa karena ini adalah bagian dari pengudusan, peran kita sendiri sebagai manusia tetap penuh. Jadi kita tidak bisa begitu saja bergantung kepada Tuhan tanpa mematikan dosa-dosa dengan sengaja.
Kiranya kita boleh menghidupi Injil Allah sehingga boleh bertumbuh mengenal Dia. Supaya hidup ini menjadi lebih dewasa dan tidka mudah diombang-ambing oleh dunia ini.
Comments
Post a Comment