Pada akhirnya, seluruh perikop ini membawa sebuah benang
merah yang membicarakan sebuah topic. Topik yang diangkat yang sesuai dengan judul
perikop ini adalah kesatuan dalam tubuh Kristus. Paulus mengaitkan topic ini
dengan apa yang menjadi dasar dari kesatuan gereja. Dasar dari kesatuan ini
adalah satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan. Ketiga hal ini dimungkinan oleh
karya keselamatan Kristus, terutama ketika Dia bangkit dari antara orang mati
dan membekuk kuasa iblis. Juga setelah itupun Dia masih menjaga kita sambil
terus menunggu kita bertumbuh mengenalNya hari demi hari dan bersatu dalam
komunitas orang percaya menjadi gereja Allah yang merupakan tubuh Kristus
sendiri.
Dari perikop ini kita bias belajar bahwa hidup kita dalam
dunia ini tidak bias sendirian. Tuhan memanggil umatnya secara kommunal, bukan
individual. Sendirian kita tidak dapat bertahan melawan arus dunia ini. Namun
jika kita bersatu dengan orang lain dengan dasar Kristus dan karya
keselamatanNya, maka kita bisa memenuhi panggilan hidup kita untuk menjadi tubuh
Kristus.
Oleh sebab itu, kita sebagai anggota dari gereja yang merupakan
tubuh dari Kristus haruslah saling membantu satu sama lain agar kekuatan kita
sebagai suatu kesatuan tubuh Kristus boelh terjaga. Namun perlu diingat bahwa
dasar dari semua kesatuan adalah Allah itu sendiri. Jadi ketika ada hal yang
tidak sesuai dengan Firman Tuhan, jangan kita biarkan mengalir saja. Sebaliknya
kita harus menegur orang yang salah tersebut dan mendoakannya agar kembali ke
jalan yang benar.
Kiranya Tuhan mengaruniakan pada kita berkat untuk terus
bersatu dalam Kristus. Agar tubuh Kristus di dunia ini boleh berdiri teguh dan
menjalankan apa yang mejadi kehendakNya dalam hidup kita.
Comments
Post a Comment