Karena hari ini adalah hari yang spesial dimana kita boleh
mengingat sekali lagi salah satu peristiwa yang paling besar dalam sejarah,
yaitu Natal, kelahiran Tuhan Yesus ke dalam bumi. Apa yang anda pikirkan ketika
hari Natal hendak tiba? Apakah Natal berarti liburan panjang? Apakah Natal
berarti diskon besar-besaran? Apakah Natal berarti pesta pora dan makan maknana
enak? Ataukah Natal berarti Santa Claus? Pada zaman ini, makna Natal sudahlah
bergeser jauh dari apa yang diceritakan di Alkitab.
Natal adalah sebuah peringatan untuk mengingat kelahiran
Yesus Kristus dalam dunia ini. Siapakah Dia yang lahir itu? Yesus adalah Mesias
yang sudah ditunggu oleh bangsa Israel sejak dahulu kala. KelahiranNya sudah
dinubuatkan oleh para nabi di perjanjian lama. Namun anehnya, walaupun Dia
adalah pribadi yang ditunggu-tunggu Israel, kehadiranNya ketika Natal ditolak
oleh orang-orang. Hingga Ia harus lahir di tempat yang begitu sederhana;
palungan. Selain lahir di palungan, saksi yang menyaksikan kelahiranNya adalah
kaum gembala dan orang majus yang tidak dianggap sah jika memberi kesaksian.
Cara lahir ke bumi yang unik ini dipilihNya untuk menyatakan
cara kerja Allah yang rahasia. Padahal peristiwa ini adalah peristiwa yang
lebih dari sekadar luar biasa. Peristiwa ini adalah satu-satunya titik temu
antara dunia yang tak terbatas dan terbatas, kekal dan sementara, pencipta dan
ciptaan. Karena pada momen ini, Yesus yang merupakan oknum kedua dari Allah
Tritunggal mengambil tubuh manusia yang berdarah dan daging, berinkarnasi ke
bumi. Hal ini membuat Ia yang tidak terbatas turun menjadi terbatas, yang kekal
menjadi sementara dan yang Pencipta mengambil rupa ciptaan.
Bayangkan jika kita adalah seorang direktur di sebuah
perusahaan terkemuka. Suatu hari, perusahaan kita bankrut dan kita terpaksa
menganggur. Lalu rumah kita terbakar api dan kita harus jadi gelandangan yang
meminta-minta sedekah kepada orang-orang di pinggir jalan. Bagaimana perasaan
kita? Pasti sangat menderita! Kita yang tadinya biasa dengan posisi kita yang
tinggi, harus terpaksa menjadi orang yang begitu dipandang rendah. Namun
Kristus mengalami hal yang jauh lebih dari ini…
Kristus adalah raja segala raja, Allah segala allah, Sang
Pencipta, namun Ia dengan RELA turun ke bumi berinkarnasi menjadi manusia yang
terbatas. Lebih-lebih karena Ia melakukannya dengan rela, nilai dari inkarnasi
ini begitu mulia.
Oleh sebab itu, mari kita mengingat sekali lagi, peristiwa
luar biasa ini dari kacamata yang benar. Ingatlah peristiwa mulia ini, dan
renungkan kembali betapa besar kasih Allah terhadap kita manusia yang berdosa
sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk lahir dan mati bagi kita.
Comments
Post a Comment