Pada poin selanjutnya dari ciri manusia yang memiliki hidup
baru, Paulus menyingung salah satu aspek yang sangat dekat dengan manusia
bahkan pada zaman ini. Paulus membahas mengenai bagaimana seharusnya kita
bertutur kata. Paulus berkata janganlah kata-kata yang menjatuhkan keluar dari
mulut kita, sebaliknya, hendaklah kata-kata membangun yang boleh keluar dari
mulut kita agar boleh menjadi berkat bagi orang lain. Paulus kembali
mengkontraskan bagaimana mulut yang destruktif hendaknya menjadi mulut yang
konstruktif seperti di bagian sebelumnya. Namun pada bagian ini Paulus khusus
menyorot mulut.
Ada pepatah berkata bahwa lidah dapat memotong lebih dalam
dari pisau. Hal ini terbukti benar dalam berbagai kasus dalam kehidupan. Yakobus
dalam suratnya menggambarkan betapa liar dan betapa tidak bisa dikontrolnya
lidah manusia. Yakobus juga menyebutkan bahwa lidah dapat digunakan untuk
memuji dan mengutuk. Lidah bagaikan pedang bermata dua yang jika salah
digunakan dapat menhancurkan banyak hal. Hal ini membuat Paulus menyorot secara
khusus bagaimana kita bertutur kata.
Paulus mengatakan bahwa kita harus pertama-tama mengontrol
mulut kita agar tidak mengeluarkan kata-kata negatif. Pada zaman ini, mengumpat
menjadi suatu hal yang sering dilakukan orang dan umpatan biasanya berisi
kata-kata yang tidak membangun. Dari contoh ini kita bisa mengambil contoh hal
yang bisa kita kontrol sebagai manusia yang sudah lahir baru dan diubah. Banyak
lagi kasus kata-kata kotor biasa keluar dari mulut kita. Oleh kasihNya yang
mengubah kita, kita harus bisa menghentikan pengucapan kata-kata yang kurang
baik ini.
Tidak berhenti sampai di menghentikan yang negatif, Paulus
melanjutkan agar kita mengubahnya menjadi kata-kata positif yang membangun
orang. Hal ini harus merupakan ciri dari orang yang sudah bertobat. Kata-kata
ini bukan seperti kata-kata motivasi yang dibiasakan untuk dicuapkan. Namun
kata-kata ini merupakan ungkapan hati kita yang bersyukur kita sudah
diselamatkan oleh Tuhan. Jika kita telah merasakan betapa besar kasih Allah
pada kita, maka kita akan ingin membagikannya kepada orang lain.
Kiranya mulut kita boleh menjadi mulut yang memuliakan Tuhan
dalam segala kesempatan. Dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Comments
Post a Comment