Perikop ini diberi judul Walk in Love. Paulus membuka
perikop ini dengan menyatakan bahwa sebagai orang yang menjadikan Kristus
sebagai teladan hidup, kiranya kita berjalan dalam kasih. Seperti Kristus yang
telah lebih dahulu mengasihi kita. Paulus membuka sebuah tema besar lagi dalam
suratnya kepada jemaat di Efesus ini.
Kasih menjadi sebuah tema yang besar dalam hidup
keKristenan. Bahkan banyak orang berpendapat ini adalah salah satu ciri khas
orang Kristen. Namun kasih seperti apa yang dibicarakan oleh Paulus di sini?
Apakah sekedar berbuat baik kepada orang lain sudah mencakup apa yang Paulus
bicarakan dalam perikop ini? Paulus memberikan batasan dengan jelas tentang
kasih yang ia maksud di perikop ini. Paulus mengatakan seperti kasih yang telah
diberikan Kristus terlebih dahulu kepada kita. Ini menjadi kunci batasan yang
harus kita lihat dalam pembacaaan ini.
Kasih Kristus kepada umat
pilihanNya sudah pasti termasuk kasih Agape. Kasih Agape adalah kasih
yang paling agung adanya. Kasih yang melebihi jenis kasih lainnya. Namun kasih
ini sendiri tidak akan dapat didefinisikan secara pasti, karena Tuhan sendiri
adalah kasih. Kasih bukan hanya merupakan atribut dari Tuhan, namun merupakan
pribadi Allah sendiri. Ini membuat kasih itu menjadi hal yang dinamis dan
personal. Oleh karena itu, Paulus tidak memberikan definisi dari kasih pada
perikop ini, namun ia memberikan contoh tindakan yang mencerminkan kasih ini
sendiri pada sisa perikop ini.
Kiranya kita boleh sadar bahwa satu-satunya kasih yang
sejati adalah Allah kita sendiri dan boleh mempraktekkan kasih Agape ini
terhadap sesame kita seperti Kristus mengasihi kita.
Comments
Post a Comment