Bagian selanjutnya dari perikop ini merupakan peringatan
keras dari Paulus kepada jemaat di Efesus. Paulus mengingatkan, bagi orang-orang
yang melakukan percabulan dan menginginkan milik orang lain (serakah) tidak
akan mendapat bagian atau warisan dalam kerajaan Sorga. Paulus menyatakan ini
untuk menekankan ini karena hal ini mungkin terlihat sepele, namun jika tidak
ditanggapi dengan serius, maka hal ini berefek pada hidup kekekalan kita.
Sering kali kita sebagai manusia berdosa tanpa memikirkan
dengan serius apa yang ktia perbuat dan apa akibat perbuatan kita. Kita mungkin
sering mendengar bahwa upah dosa adalah maut, tapi apakah kita mengerti
implikasi dari hal ini? MAUT yang dipakai disini adalah kata yang menunjukkan
kehancuran dalam hidup yang kekal. Setiap dosa kita yang kita lakukan sadar
maupun tak sadar, akan berefek kepada kekekalan. Setiap dosa yang kita lakukan,
tidak hanya berefek pada malu semasa hidup, atau cercaan, namun dapat berefek
kekal.
Tentu keselamatan kita yang dari Kristus merupakan jaminan
kekal. Namun jika kita masih terus berbuat dosa, perlu dipertanyakan apakah
kita benar-benar memilki keselamatan dari Kristus tersebut. Hidup orang benar
harusnya seperti yang Paulus deskripsikan dalam surat Efesus. Kita akan dengan
sendirinya merefleksikan sinar dari Kristus yang merupakan sumber terang itu
sendiri dengan hidup kita.
Kiranya kita melihat hidup kita lagi. Apakah kiranya kita
sudah hidup dengan benar di hadapan Allah? Jika belum, marilah kita bersama-sama
bertobat lagi dan kembali ke jalur yang benar. Sampai kemuliaan Tuhan boleh
dinyatakan dalam hidup kita masing-masing.
Comments
Post a Comment