Bagian selanjutnya dari perikop ini berbicara sebuah
ungkapan ‘berjalan’ lagi. Kali ini Paulus menyatakan bagaimana kita harus
berjalan dalam ketaatan penuh. Paulus mengatakan kiranya kita boleh taat satu
dengan yang lain dengan basis takut akan Allah. Pernyataan ini dijabarkan lebih
lanjut ke 3 jenis hubungan: suami-istri, orang tua-anak, tuan-hamba. Namun mari
kita bahas terlebih dahulu mengapa Paulus mengatakan atas dasar takut akan
Allah.
Relasi penyerahan diri untuk taat secara total harus
memiliki dasar yang benar agar terjadi relasi yang harmonis diantara kedua
belah pihak. Kita ambil contoh seorang pegawai dan tuannya yang memiliki relasi
berdasarkan uang upah saja. Sang pegawai akan rela diminta mengerjakan apapun
saja asalkan dia mendapatkan uang upahnya, tidak perduli bagaimana perlakuan
tuannya terhadap dia. Dari sisi sang tuan, maka sang tuan akan memberikan
kerjaan apapun kepada si pegawai dan memperlakukan pegawai tersebut dengan
semena-mena asalkan dia bisa membayar upah sang pegawai. Hubungan seperti ini
memang tidak akan bermasalah dari sisi luar. Namun jika kita melihat ke dalam,
maka tidak akan tercipta hubungan kepercayaan antara sang tuan dan sang
pegawai. Jika suatu hari terjadi sesuatu hal, contoh: ada barang yang hilang,
maka secara automatis si pegawai ini akan langsung dituduh dan diserang satu
pihak dengan tidak adil. Si pegawai yang tidak bersalah ini akan membenci
tuannya dan bisa berujung pada bahkan pembunuhan. Relasi seperti ini akan menuju
sebuah titik yang rusak. Lain halnya dengan relasi dengan dasar takut akan
Allah.
Relasi dengan dasar takut akan Allah memiliki satu dimensi
yang tidak ada pada relasi dengan dasar lain, yaitu kasih. Kasih ini adalah
kasih Agape yang hanya akan dimiliki orang yag takut akan Allah. Efek dari
kasih ini secara detail akan dibahas pada pembahasan-pembahasan selanjutnya.
Namun secara umum, kasih ini akan memberikan suatu dimensi yang membuat suatu
relasi menuju sebuah titik yang mulia.
Kiranya kita boleh merenungkan kasih Tuhan kepada kita dan
bagaimana kita bisa mengaplikasikan kasih tersebut dalam hidup kita. Sehingga
hidup kita boleh menyatakan kemuliaan Tuhan dalam berelasi.
Comments
Post a Comment