Hubungan terakhir yang dibahas Paulus adalah antara seorang
hamba dengan tuannya. Mungkin diantara ketiga hubungan yang Paulus bahas,
hubungan ini adalah hubungan yang paling menggambarkan hubungan kita dengan
Tuhan sendiri. Paulus mengatakan, hendaklah seorang hamba taat kepada tuannya,
seperti kita taat kepada Tuhan kita. Taat bukan karena ingin menyenangkan hati
manusia, namun taat karena kita tahu kita sedang taat kepada Tuhan dan
melakukan perintahNya dengan penuh hati.
Sebagai seorang hamba, Paulus mengingatkan jemaat di Efesus
agar mereka taat kepada tuan mereka di dunia ini, karena tuan yang
mempekerjakan kita adalah perwakilan Tuhan di dunia ini. Namun sering kali
(terutama untuk tuan-tuan yang menganiaya hambanya), seorang hamba akan
berusaha untuk melawan atau mengambil kesempatan dari tuannya. Hamba tersebut tidak akan bekerja dengan rela
bagi tuannya. Hamba tersebut hanyalah menjadi hamba uang tuannya, bukan tuannya
sendiri.
Hal ini akan lebih mengerikan jika kita bandingkan dengan
relasi kita dengan Tuhan. Mengapa kita taat kepada hukum-hukumNya? Apakah benar
karena kita mengasihiNya? Atau jangan-jangan kita terjebak dan mematuhi
perintahNya karena kita menginginkan berkat-berkat kemakmuran dariNya? Motivasi
mengikut Tuhan merupakan hal yang penting dan harus terus dikaji ulang. Apakah
motivasi kita murni?
Oleh sebab itu Paulus mengatakan agar hamba taat kepada tuan
mereka. Karena jika hubungan dengan Tuhan kita baik, maka kita akan tahu bahwa
kita bekerja bukan untuk tuan kita yang ada di dunia ini. Kita bekerja
semata-mata hanya untuk memuliakan Kristus Tuhan kita. Untuk tujuan itu
tercapai, seorang hamba haruslah menaati perintah dari tuannya seperti manusia
taat kepada Tuhan kita.
Kiranya kita boleh tekun dan bekerja kepada tuan kita di dunia
ini dengan mata yang terus hanya memandang Kristus, tuan kita yang sebenarnya.
Dengan demikian, kesaksian hidup kitapun dapat dipakai untuk bersaksi bagi
namaNya.
Comments
Post a Comment