Pada kalimat terakhir di paragraph ini,
Paulus menekankan penjelasan akan pentingnya peran Epafras dalam bagaimana
adanya gereja di Kolose. Paulus mengatakan bahwa Epafras adalah wakil jemaat
Kolose sebagai orang yang pelayan Kristus yang setia dan juga orang yang
mengabarkan akan pertumbuhan jemaat di Kolose, terutama dalam kasih.
Peran Epafras merupakan peran yang
krusial dalam berdirinya sebuah gereja. Melalui panggilan Tuhan dan beban yang
diberikanNya kepada Epafras, Epafras dapat mendengar Injil keselamatan ketika
ia berada di Efesus dan terbeban untuk memberitakan Injil di kota darimana ia
berasal. Melalui api penginjilan inilah sebuah jemaat baru dapat dibentuk yang
berarti ladang Tuhan yang besar digarap.
Jika kita bisa merefleksikan hidup
kita masing-masing, dimanakah letak api penginjilan ini dalam hidup kita?
Bagaimana hati ini bisa begitu santai melihat banyak orang menuju kebinasaan?
Epafras menjadi contoh yang sangat tepat untuk mengingatkan kita semua orang
percaya. Kebanyakan dari kita diberikan hak istimewa untuk mendengarkan Injil
melalui kotbah di gereja kita setiap minggunya. Kita juga bisa mendapatkan
akses ke Alkitab dengan mudah. Namun dimanakah api penginjilan kita?
Jika kita bandingan dengan seorang
Epafras, ia mungkin saja sedang dalam perjalanan dan secara ‘kebetulan’
melewati Efesus dimana ia kemudian mendengarkan Injil sekali dan bertobat.
Kemudian melalui beban dan panggilan yang diberikan Tuhan ia kembali ke Kolose
dan mengabarkan Injil di Kolose yang berujung lahirnya gereja di Kolose.
Epafras tidak mendengarkan Injil setiap minggu. Epafras tidak memiliki Alkitab
kita yang lengkap. Namun ia dapat berreaksi dengan tepat atas Injil yang ia
terima.
Kiranya kita boleh lebih serius
memandang Injil, mengingat selalu betapa kita dianugerahi sesuatu yang sangat
berharga dan boleh meminta api untuk menginjili sebagai respon kita terhadap
Firman yang kita dengar.
Gambar diambil dari: http://www.pravmir.com/wp-content/uploads/2012/10/75628.jpg
Comments
Post a Comment