Selanjutnya, Paulus membahas bahwa
Kristus adalah kepala dari tubuhNya, yaitu gereja dan juga Dialah sulung dalam
hal kebangkitan, oleh sebab itulah Dia lebih terutama dari manusia lain.
Sebagai kepala gereja, Kristus menjadi
pribadi yang terutama dan menjadi pusat dari gereja. Di bagian lain juga
dilambangkan bahwa Kristus adalah pengantin pria dan gereja adalah pengantin
wanitaNya. Hal ini ingin menggambarkan otoritas penuh Tuhan atas gereja. Kristuslah
yang memimpin kemana gereja harus bergerak, bukan uang yang memimpin, bukan
juga kehendak manusia yang memimpin. Oleh sebab itu hal ini juga secara tidak
langsung memaparkan bahwa gereja dimana Tuhan bukan kepala dan berkuasa
atasnya, bukanlah gereja yang sejati. Di sisi lain, hal ini juga melambangkan
betapa besar kasih Kristus kepada gerejaNya.
Hal lainnya yang Paulus sebutkan
adalah bahwa Dia adalah satu-satunya yang memiliki kuasa untuk ikut berperan
dalam kebangkitanNya sendiri. Semua orang yang dibangkitakan Kristus selama
masa hidupNya, dibangkitakanNya dengan doa kepada Allah Bapa terlebih dahulu.
Namun Kristus ikut berperan dalam kebangkitanNya. Hanya dengan inilah Dia dapat
disebut menahlukkan maut.
Bagaimana kita menyikapi ini? Dari
sisi bergereja, sudahkah kita meninggikan Kristus diantara hal lainnya? Kita sering
melakukan sesuatu dalam hidup ini tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan Tuhan
kita. Kita tidak melibatkan Tuhan dalam pemilihan hidup kita. Terlebih lagi
mengetahui bahwa Dia adalah Allah yang berperan dalam kebangkitanNya sendiri
dalam Tritunggal. Hal ini harusnya lebih membuat kita menTuhankan Dia karena
Dialah satu-satunya pribadi yang dapat menyelesaikan masalah pergumulan kita.
Kiranya kita boleh menTuhankan
Tuhan dan menjadikan manusia manusia (Soren
Kierkegaard), memuji Dia dan memuliakan Dia dengan seluruh hidup kita.
Gambar diambil dari: http://www.youthinkcloth.com/wp-content/plugins/widgetkit/cache/gallery/798/3-d5a4d6c60c.jpg
Comments
Post a Comment