Paulus melanjutkan suratnya dengan membahas bagaimana Firman
Tuhan yang berisi ajaran-ajaran dari Tuhan berlaku pada kita. Paulus menyatakan
agar kita membiarkan Firman Tuhan tinggal dalam diri kita. Dari dalam diri
kita, Firman tersebut dapat mengajar dan menegur satu sama lain dengan hikmat
yang dari Tuhan, serta membuat kita bernyanyi mazmur, himne dan nyanyian rohani
dengan penuh ucapan syukur kepada Allah.
Hal yang pertama dapat kita sorot dari bagian ini adalah
kata membiarkan. Kata ini dengan jelas menyatakan posisi kita terhadap Firman
Tuhan. Firman Tuhan lah yang aktif dan kita hanya pasif saja. Jadi semua hal
yang Paulus katakan tidak dapat dihasilkan manusia jika Tuhan tidak
mengaruniakan pengertian terhadap FirmanNya.
Jika kita sudah membuka hati kita dan membiarkan Firman itu
tinggal di dalam kita, Firman tersebut dapat bermanifestasi menjadi sebuah
pengajaran yang mengajar sekaligus menegur kita dengan hikmat dalam bentuk
nyanyian mazmur yang penuh dengan ucapan syukur. Paulus menggunakan kata
nyanyian karena pada zaman itu, banyak pengajaran yang disampaikan melalui
nyanyian-nyanyian himne rohani melalui kata-kata lagu tersebut. Poin penting
dalam bagian ini adalah hati kita seharusnya terus-menerus mengucapkan syukur
atas setiap pengajaran dalam hidup ini yang sebenarnya dapat dikatakan setiap
saat. Ketika kita serperti sudah tidak ada lagi yang dapat kita syukuri, paling
tidak kita masih dapat bersyukur bahwa Tuhan masih mengajar kita menurut
hikmatNya.
Hal ini menjadi masalah besar yang tidak disadari oleh umat
Kristen zaman sekarang. Kita banyak berpikir bahwa merekalah yang secara aktif
mencari Firman. Kita sering berpikir dengan rasio kita, kita dapat mengerti
Firman yang dari Tuhan. Padahal Alkitab tidak menyatakan demikian, Alkitab
menyatakan bahwa semua Firman yang dibukakan Allah kepada manusia adalah murni
karena nugerahNya. Juga kita walau sudah menerima pengertian ini, banyak gagal
mengerti bahwa ini adalah anugerah belaka sehingga kita jarang sekali
mengucapkan syukur untuk hal ini.
Mari kita semua sadar bahwa kita tidak punya modal untuk
mencari Firman Tuhan. Kita seperti domba yang ditemukan oleh Tuhan kita sang
gembala. Semuanya adalah anugerah belaka. Oleh sebab itu, mari kita semua
mengucap syukur atas setiap Firman yang mengajar kita untuk hidup makin serupa
dengan Kristus.
SOLA GRATIA!
Gambar diambil dari: http://bogdankipko.com/wp-content/uploads/2011/07/grace_of_god_pic-300x225.jpg
Comments
Post a Comment