Perikop ini serupa dengan perikop yang ada di Efesus
mengenai bagaimana relasi antar sesama dalam sebuah rumah tangga. Perikop ini
kembali mengulang perikop tersebut dengan inti pesan yang sama. Pertama Paulus menyatakan
agar istri tunduk kepada suami dan suami mengasihi istri juga tidak berlakuk
kasar kepadanya.
Paulus menggunakan kata submit
sebagai kata kerja dibandingkan obey
pada bagian ini. Hal ini membedakan antara taat yang biasa dilakukan oleh para
istri di Roma pada waktu itu, dengan tunduk kepada autoritas suami yang
diberikan oleh Allah kepada kaum lelaki dalam keluarga secara penuh. Perbedaan
esensial kata obey dan submit adalah obey atau patuh itu berarti ada keharusan untut taat walau tidak
sesuai dengan apa yang ktia inginkan, sedangkan submit atau tunduk memiliki esensi menyamakan kehendak antara istri
kepada suami. Jadi seorang istri bukannya harus taat tanpa mengerti apa yang
suaminya kehendaki. Istri haruslah mengerti bagaimana suaminya berelasi dengan
Tuhan yang membuahkan sesuatu yang harus ditaati tersebut, baru dari sana peran
istri adalah untuk menyamakan kehendaknya dengan kehendak suami.
Sebagai gantinya, suami haruslah mengasihi istri mereka.
Paulus menyatakan secara khusus agar para suami tidak kasar terhadap istri
mereka karena pada zaman kerajaan Romawi, para lelaki punya kebiasaan untuk
menyatakan kekuasaan mereka terhadap istri mereka dengan kekasaran dan suara
yang besar. Hal ini juga terbawa kepada kita manusia berdosa di zaman ini.
Banyak kasus terjadi dimana suami menyiksa istrinya karena stress atau karena
marah. Hal ini tidak boleh ada dalah rumah tangga orang yang sudah ditebus.
Suami haruslah mengasihi istrinya dan menjaganya.
Kedua poin ini adalah dua hal yang mulai hilang dalam dunia
ini. Sekarang banyak istri yang tidak tunduk kepada suaminya dan ingin bebas
berkehendak sendiri. Terlebih lagi ada juga istri yang bahkan menghina suaminya
karena dia lebih sukses dalam karir. Di lain pihak, suami banyak yang sibuk
dengan pekerjaan dan jarang memiliki waktu dengan istrinya. Terlebih lagi
banyak suami yang tergoda untuk selingkuh dengan wanita lain ketika jarang
bertemu dengan istri. Sebagai orang Kristen, adalah tugas kita untuk kembali
mewujudkan perintah Tuhan ini. Dengan kita memulai dan memberi contoh kepada
orang lain, maka kita dapat menyatakan kemuliaan Kristus dalam keluarga kita
kepada keluarga-keluarga lainnya.
Kiranya kita sebagai orang Kristen boleh menghidupi
kehidupan keluarga kita dengan ordo yang benar, sehingga keluarga kita boleh
dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan kemuliaanNya di dunia ini.
Gambar diambil dari: http://northvalleynews.org/wp-content/uploads/2011/03/loved3.jpg
Comments
Post a Comment