Paulus mengawali suratnya kepada Filemon dengan salam
seperti surat-surat lainnya. Ia menyatakan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus
dan Timotius sebagai juru tulis Paulus. Paulus memberi salam kepada Filemon
sebagai penerima surat, Apfia yang kemungkinan besar adalah istri dari Filemon
dan juga Arkipus yang kemungkinan besar juga adalah anak dari Filemon yang terlibat
dalam pelayanan di Kolose. Paulus juga memberi salam kepada jemaat yang ada di
rumah Filemon, karena gereja tidak memiliki gedung untuk beribadah pada zaman
itu, sehingga rumah anggota gerej ayang biasanya digunakan untuk beribadah.
Suatu hal yang menarik dari salam ini adalah bagaimana
Paulus mengidentifikasi setiap dari anggota keluarga Filemon. Filemon sebagai
pemilik rumah tempat beribadah dan juga istrinya Apfia serta anaknya Arkipus
yang melayani. Keluarga Filemon adalah keluarga yang dapat dikatakan sempurna
karena memiliki keluarga yang sehati dalam pelayanan. Hal ini sayangnya jarang
sekali ditemukan pada zaman ini.
Zaman ini keluarga yang terintegrasi dalam pelayanan sudah
sangat jarang ditemui. Selalu ada satu pihak,
entah, ayah, ibu maupun anak yang acuh tidak acuh terhadap pelayanan
dalam gereja. Hal ini dapat terjadi karena kehidupan keluarga yang semakin lama
semakin terpecah-pecah. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan urusan
masing-masing, sehingga komunikasipun jarang sekali terjadi. Hal ini
menyebabkan jarak antara anggota keluarga yang semakin menjauh dan kesatuan
visi keluarga semakin sulit terjadi.
Tentu kita ingat bahwa apakah seseorang diselamatkan atau
tidak pada akhrinya adalah kedaulatan Allah, namun itu bukan berarti kita
menjalankan keluarga kita sesuka hati kita. Bagaimana kita membangun relasi
dengan suami atau istri kita dan bagaimana kita mendidik anak merupakan bagian
dari tanggung jawab kita di dunia ini. Hal yang paling dasar harus kita lakukan
sebagai langkah awal menyatukan relasi ini adalah menjadi contoh kepada
keluarga kita, bagaimana hidup yang sudah diubah oleh Kristus. Tanpa kesaksian
hidup yang benar, orang akan sulit sekali menerima apa yang kita imani. Jika
kita sudah melakukannya, maka dari situ baru kita dapat membangun relasi dengan
benar dan mengajak mereka untuk pelan-pelan mengerti Kristus.
Kiranya kita sebagai orang Kristen yang ditempatkan dalam
keluarga, dapat hidup suci dan menjadi terang untuk keluarga kita. Agar kita
boleh membawa keluarga ktia mengenal Tuhan Yesus Kristus.
Gambar diambil dari: http://www.deaf-edca.com/structure/edfc_img/family-christian.jpg
Comments
Post a Comment