Jika dapat disimpulkan dari perikop ini, Paulus mengirim
kembali Onesimus ke Filemon dan meminta Filemon agar menerima kembali hambanya
yang sudah mencuri dan melarikan diri darinya ini mencerminkan bagaimana Paulus
mengutamakan pekerjaan Tuhan dibandingkan keinginan pribadinya. Hal ini
merupakan dasar dari bentuk menyangkal diri. Walaupun dalam konteks Paulus,
sebenarnya tindakan menahan Onesimus untuk melayani bersama dirinya bukanlah
hal yang buruk sampai harus disangkal, namun Paulus peka akan kehendak Allah
dalam Onesimus dan ia rela tunduk terhadap kehendak Allah tersebut.
Hal ini merupakan pelajaran dan teguran yang besar bagi kita
semua umat Kristen. Kita walaupun sudah menyebut diri Kristen, pasti masih
sangat sering mengutamakan ego kita diatas apa yang Tuhan kehendaki. Kita masih
ingin menikmati dunia ini dan bukan menikmati Kristus. Padahal Tuhan adalah
sumber dari sukacita yang sejati. Namun kita tidak melihatNya sebagaimana
seharusnya kita melihatNya.
Hal ini dapat terjadi karena hati kita yang
setengah-setengah ingin mengasihi Dia. Padahal pada kenyataannya, kita tidak
bisa mengabdi pada dua tuan, tidak bisa mengasihi dua tuan. Kita harus memilih
antara dunia atau Kristus. Jika kita hanya setengah hati berusaha mengasihi
Kristus, hal tersebut sama saja dengan tidak mengasihi Kristus sama sekali.
Sedikit saja hati kita ada yang tidak tertuju pada Kristus, maka kita harus
lebih mengasihiNya lagi! Tanpa mengasihi Dia dan mengenal Dia secara pribadi,
adalah mustahil kita dapat seperti Paulus menyangkal hal yang mungkin terlihat
baik juga namun bukan kehendakNya.
Sama dengan semakin kita mengenal seseorang, semakin kita
mengerti apa yang orang tersebut sukai, benci, kejar dan hindari, hanya dengan
kita semakin mengenal Kristus melalui FirmanNya, kita dapat semakin mengerti
apa yang Kristus sukai, benci, kejar dan hindari. Semakin kita mengenal
Kristus, kita juga akan semakin rela untuk menyangkal diri dan peka akan
kehendakNya ketika dihadapkan dengan pilihan yang nampak baik kedua-duanya, kita
dapat memilih dengan tepat apa yang menjadi kehendakNya dalam hidup kita.
Mari kita meminta kepada Allah, agar memberikan kasih yang
lebih kepada Kristus, hati yang lebih mencintaiNya dan hidup yang boleh sinkron
dengan itu semua. Agar hidup kita yang hanya satu kali ini, boleh seperti
Paulus, dipenuhi dengan tindakan yang memuliakan namaNya saja.
Comments
Post a Comment