Pesan terakhir Paulus kepada jemaat Kolose pada suratnya, Paulus
menuliskan kata-kata terakhirnya dengan penuh harapan pada jemaat Kolose.
Paulus mengatakan bahwa ia menulis salam terakhirnya ini dengan tangannya
sendiri. Ia meminta jemaat Kolose untuk mengingat rantai yang mengikatnya di
penjara dan memberkati mereka agar anugerah Tuhan terus berserta mereka.
Paulus biasa menuliskan suratnya melalui tangan Timotius
sebagai juru tulisnya. Namun ia menekankan pentingnya salam pada penutup surat
ini dengan menuliskannya sendiri. Jika kita bayangkan kondisi Paulus yang pada
saat itu sedang ditawan, maka kondisinya bukanlah kondisi yang cocok untuk menulis.
Oleh sebab itu ia meminta bantuan Timotius untuk menuliskan isi suratnya. Kemudian
ketika Paulus menuliskan salam terakhir pada suratnya, maka ia melakukannya
dengan kesulitan dan tulisannya pasti tidak serapih tulisan Timotius. Paulus
ingin menyampaikan pesan kepada jemaat di Kolose akan pentingnya mereka sadar
akan penderitaannya di luar sana untuk mereka.
Hal ini juga yang membuat Paulus meminta jemaat di Kolose
untuk mengingat rantai yang mengikat dirinya. Rantai yang mengikat Paulus
bukanlah rantai yang ia dapat dari melakukan tindak kriminal. Justru sebaliknya
rantai itu didapatnya karena Injil sejati yang ia beritakan kepada banyak
orang. Paulus ingin mengajak jemaat Kolose melihat, bahwa agar Injil
diberitakan, pasti ada korban-korban yang disiksa, dianiaya dan ditindas. Hal ini
membuat mereka kuat dan berpegang teguh akan iman mereka. Namun tidak sampai
disitu saja, Paulus juga ingin bahwa jemaat di Kolose sadar akan konsekuensi
mengikut Kristus. Hal yang serupa dapat terjadi pada jemaat di Kolose juga jika
mereka mengabarkan Injil ke luar. Dengan mengingatkan mereka, Paulus hendak
membuat mereka siap akan konsekkuensinya. Namun Paulus tidak berhenti di situ,
ia memberkati jemaat Kolose agar tetap dapat bertahan dalam iman mengabarkan
Injil sekalipun hal-hal buruk menimpa mereka.
Pesan Paulus ini kini telah sampai pada kita. Paulus meminta
kita juga mengingat rantai yang merantainya karena mengabarkan Injil sejati. Dengan
mengingat ini, kita harusnya sadar, bahwa hidup ini harus diarahkan hanya
kepada Allah. Kita harus siap, apapun risikonya, kita harus tetap maju dan
mengabarkan Injil Kristus. Seperti Paulus dan para rasul lainnya, kita harus
tegar menghadapi tekanan dari dunia ini. Terus berpegang teguh dan bersandar
kepada Allah.
Kiranya kita semua boleh terus maju bertumbuh menjadi serupa
dengan Kristus, agar hidup kita boleh dipakainya untuk mengabarkan InjilNya dan
tidak menjadi hidup yang sia-sia belaka.
Comments
Post a Comment