Jembatan spiritual yang menghubungkan antara pengetahuan dan
tindakan ini tidak mudah dibentuk. Banyak yang tidak mengerti bagaimana
membangun jembatan ini. Dan berhasil membangunnya pun tidak menjamin jembatan
ini kokoh berdiri selama-lamanya. Jembatan ini dapat runtuh suatu waktu ketika
Tuhan mengijinkannya. Kemudian kita harus bergumul untuk membangun jembatan ini
lagi untuk mungkin hancur lagi di masa depan. Siklus ini akan terus terulang
sampai jembatan ini benar-benar kokoh.
Membangun jembatan ini dapat dilakukan dengan hal yang
sangat sederhana sebenarnya; TAAT AKAN
FIRMAN TUHAN. Namun sayangnya, frase ini tidaklah sesederhana seperti
tertulis. Taat akan Firman Tuhan sepenuhnya merupakan salah satu hal tersulit
yang dapat dilakukan oleh manusia. Manusia adalah mahluk yang paling ingin
bebas dan ingin otonom atas dirinya sendiri. Untuk tunduk sepenuhnya kepada
sesuatu tanpa secara langsung dengan sukarela adalah hal yang sangat sulit bagi
seorang manusia.
Hati yang mau tunduk kepada Tuhan adalah hati yang lemah
lembut seperti yang ada dalam salah satu rasa dari buah Roh. Buah Roh ini dapat
kita dapatkan melalui hubungan pribadi dengan Allah. Semakin kita mengenal
pencipta kita, maka akan semakin bertumbuh kita dan akan semakin berbuah kita.
Pengenalan akan Allah sendiri timbul dari iman kita yang telah diberikan oleh
Roh Kudus kepada kita. Tanpa anugerah ini, maka segala usaha kita untuk
mengenal Allah akan sia-sia belaka. Mengenal Allah dengan benar juga harus
dilihat dari sudut yang benar. Kita harus mengenal Allah dengan sikap yang
takut akan Allah. Tanpa hal ini, kita pasti akan mengenal Tuhan kita dengan
perspektif yang salah.
Namun dasar sesungguhnya dari semua langkah-langkah untuk
membangun jembatan ini dimulai dari dua hal yang mendasar: bertobat sungguh-sungguh
dan mematikan dosa. Kedua hal ini menjadi hal yang pertama kali harus kita urus.
Tanpa bertobat, maka seperti apapun kita mencoba mengenal Allah akan percuma.
Tanpa sikap hati yang sudah bertobat dan menerima Kristus sebagai juru selamat
kita, tidak aka nada iluminasi Firman dari Tuhan dan hati kita akan terus
dingin serta keras.
Setelah bertobat dan membenci dosa, hal yang perlu kita
lakukan secara aktif selanjutnya adalah mematikan dosa. John Owen berkata dalam
bukunya Of the Mortification
of Sin in Believers, ia menyatakan bahwa dosa akan menyedot
segala energi positif yang kita harusnya gunakan untuk memuliakan dia. Hal ini
menyebabkan kita tidak bergairah lagi dalam memuliakan Tuhan. Oleh sebab itu
kita harus meminta kekuatan dari Tuhan untuk mulai mematikan dosa terlebih
dahulu. Kita tidak akan pernah menang jika berjuang sendiri. Godaan setan
sekecil apapun akan mengalihkan perhatian kita dari Tuhan. Namun kebangkitan
Kristus telah menyatakan kemenanganNya atas dosa dan setan. Bersama Dia, kita
pasti akan dapat mengatasi godaan-godaan iblis dan mematikan dosa-dosa kita.
Marilah kita umat Kristen mulai membangun jembatan ini. Agar
hidup kita boleh menjadi hidup yang integratif dan benar di hadapan Allah.
Tidak lagi memisah-misahkan aspek-aspek hidup dalam kotak-kotak yang terpisah,
melainkan menundukkan semuanya di hadapan Allah. Kita dapat mulai melangkah
dengan melihat kembali hidup kita yang kotor dan berdosa ini dan kemudian
bertobat. Mengaku dosa, minta ampun kepada Tuhan dan belajar hidup suci mencari
Allah.
Part 3: http://gratiascriptura.blogspot.com/2013/04/the-spiritual-bridge-part-3-struggle.html
Part 3: http://gratiascriptura.blogspot.com/2013/04/the-spiritual-bridge-part-3-struggle.html
Gambar diambil dari: http://www.bscconsulting.com.au/images/drawings/sketch_bridge_01.jpg
Comments
Post a Comment