Paulus membuka surat kepada Titus ini dengan salam pendek
seperti yang biasa ia sampaikan pada surat-surat lain. Paulus menyatakan bahwa
ia adalah pelayan Allah dan rasul dari Yesus Kristus menuliskan surat ini demi
iman yang Allah berikan pada orang terpilih, pengetahuan mereka akan kebenaran
yang sejalan dengan kesalehan mereka.
Adanya salam Paulus dalam surat-surat yang dikirimkannya
merupakan hal yang lazim. Namun pada surat ini, Paulus menyatakan hal yang lain
dari surat-surat lain. Ia menyatakan bahwa ia adalah pelayan Allah, atau lebih
tepat budak Allah. Paulus biasanya menggunakan frase ‘pelayan Kristus’ dalam
surat-suratnya. Hanya pada suratnya kepada Titus ini ia menyatakan bahwa ia
adalah pelayan Allah. Frase pelayan Allah ini sering digunakan dalam perjanjian
lama untuk orang-orang seperti Daud, Musa dan para nabi. Hal ini ingin
menyatakan bahwa Paulus ada dalam daftar panjang orang yang disebut pelayan
Allah. Hal ini memposisikan Paulus sebagai seorang budak dari Allah dan pada
zaman itu, budak tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri. Harus
ada perintah dari tuannya sebelum ia bergerak. Konsep penerimaan kepercayaan
dari Allah ini diperkuat dengan pernyataan bahwa Paulus adalah seorang rasul
Allah dalam dunia.
Satu hal yang kita dapat pelajari dari bagian ini adalah
bagaimana Paulus menganggap dirinya sebagai budak. Pada abad pertama, seorang
budak tidak memiliki autoritas untuk melakukan apapun tanpa izin dari tuannya.
Hal ini juga berlaku bagi Paulus yang menyatakan dirinya budak Allah. Hal ini
berarti Paulus dengan keinginan sendiri mengaitkan dirinya ke Allah dan tidak
mau melakukan apapun tanpa petunjuk Allah.
Tentu benar-benar secara literal tidak melakukan apapun juga
bukan hal yang benar. Namun kita sebagai umat Kristen lebih sering mengambil
ekstrim satunya lagi dengan tidak pernah meminta petunjuk Tuhan dalam melakukan
apapun dalam hidup kita. Kita sering merasa bahwa segala sesuatu adalah pilihan
kita sendiri. Kita merasa bahwa hidup kita bukan urusan dari Tuhan. Justru
disinilah kita salah. Hidup kita sejak awal diciptakan Tuhan untuk satu tujuan:
memuliakan Dia. Tanpa mengatur hidup kita dengan baik dan mencari kehendakNya
serta menjalaniNya, adalah mustahil seseorang dapat memuliakan Dia.
Marilah kita belajar menjadi orang yang terus mencari
kehendak Allah. Jika kita menggumulkan pilihan-pilihan kita dengan serius, maka
Tuhan akan memberikan jalan melalui FirmanNya kepada kita. Sehingga kita dapat
mensinkronkan kehendak kita dengan kehendakNya dan memiliki hidup yang
memuliakan Dia saja.
Gambar diambil dari: http://static5.depositphotos.com/1005979/460/i/950/depositphotos_4603137-Choosing-the-Path-to-Prosperity.jpg
Comments
Post a Comment