Paulus mengakhiri perikop ini dengan sebuah pernyataan yang
tajam untuk mengritik guru-guru palsu. Paulus mengatakan walaupun guru-guru
palsu ini seakan-akan mengabarkan Injil yang benar dan seakan-akan mengenal
Tuhan, namun Paulus mengatakan bahwa mereka sebenarnya menyangkal Tuhan dari
tindakan mereka. Mereka jahat, tidak patuh dan tidak dapat dipakai untuk apapun
yang baik.
Hal ini mengingatkan kita sekali lagi akan bagaimana kita
harus hidup dalam dunia ini. Sebagai anak-anak Tuhan, hidup kita tidaklah boleh
sembarangan seperti orang-orang yang tidka mengenal Tuhan, karena hidup kita
merupakan kesaksian kita yang paling kuat di mata orang. Terlebih dari itu,
Paulus menyatakan konsekuensi terberat yang kita terima jika kita tidak
memiliki hidup yang benar: hidup yang tidak dapat dipakai untuk pekerjaan
Tuhan.
Hidup manusia adalah dari Tuhan. Tuhan menciptakan manusia
untuk memuliakan diriNya. Jika manusia itu tidak lagi dapat dipakai oleh Tuhan
untuk menjadikan apa yang baik bagiNya, maka apa arti hidup seorang manusia?
Hidup tidaklah ada artinya lagi! Bagaimana kita mengatur hidup kita memiliki
dampak yang begitu besar dalam keseluruhan hidup kita.
Jadi, mari kita semua orang Kristen, mengubah hidup kita
dengan menetapkan hati kita untuk mengikut Kristus dan dari anugerahNya saja.
Agar hidup kita boleh menjadi hidup yang berkenan bagiNya dan dapat dipakaiNya
sesuai dengan kehendakNya untuk melakukan hal-hal yang baik di mataNya.
Comments
Post a Comment