Paulus melanjutkan suratnya dengan membahas tugas dari peran
yang kedua, yaitu wanita dewasa. Sebagai wanita dewasa, Paulus menyatakan
wanita harus dapat disegani, bukan pemalas dan bukan pecinta anggur. Merek aharus
mengajarkan apa yang baik dan mengajarkan wanita-wanita muda untuk mengasihi
anak dan suami mereka. Terlebih lagi, mereka juga harus dapat mengendalikan
diri, murni, ramah dan tahluk kepada suami. Hal ini dilakukan agar Firman Tuhan
tidak dipermainkan.
Paulus memberikan bagi para wanita list panjang kewajiban
yang harus mereka lakukan. Mulai dari mendidik wanita muda sampai tahluk terhadap
suami. Semua hal ini menjadi peringatan bagi para wanita. Paulus boleh
memberikan tugas bagi pria dalam satu ayat saja, namun tugas yang diberikan
Paulus kepada pria lebih abstrak dari yang diberikan terhadap wanita. Paulus
dengan jelas mendaftarkan list sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wanita
dewasa. Mungkin diantara daftar panjang Paulus, dua hal yang paling banyak
hilang pada zaman ini adalah bekerja di rumah dan tahluk kepada suami.
Wanita zaman ini sudah tidak seperti zaman dulu lagi. Pada
zaman dahulu, wanita dianggap tidak setara dengan pria dan tidak dianggap dalam
sebuah komunitas. Namun wanita di zaman ini menuntut persamaan derajat. Alhasil
banyak wanita yang menjadi wanita karir dan menjadi petinggi-petinggi di
perusahaan tempat mereka bekerja. Hal tersebut bukanlah hal yang salah, namun
Paulus menekankan bahwa wanita haruslah mengingat tanggung jawab utama yang
Tuhan berikan kepada mereka sebagai seorang istri dan ibu. Pekerjaan ini tentu meliputi
pekerjaan yang terkesan kurang terhormat seperti memasak, menyapu, mengepel dan
menjaga anak. Jika seorang istri meninggalkan tanggung jawab utamanya ini, maka
dapat dipastikan akan terjadi masalah terhadap keluarga tersebut, karena ada
pihak yang tidak menjalankan tugasnya. Tentu hal ini juga berlaku bagi para
laki-laki.
Hal kedua adalah tahluk terhadap suami. Seperti yang dibahas
di renungan sebelumnya, dikarenakan laki-laki yang tidak dapat bertindak
sebagai laki-laki, maka semakin banyak wanita yang ingin tidak tunduk terhadap
suami. Tentu inti dari permasalah ini berada pada pihak laki-laki. Namun bukan
berarti wanita dapat menyerang laki-laki dan mengambil alih peran kepala. Wanita
diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki. Oleh sebab itu,
maka tugas seorang wanita adalah menolong laki-laki, bukan menginjaknya jika
tidak mampu. Jika seorang wanita mendapati seorang laki-laki yang tidak
berpendirian dan tidak dapat mengambil keputusan, maka hal yang harus dilakukan
adalah mendorong lelaki tersebut untuk dapat melakukan tugasnya, bukan
sebaliknya menjatuhkan laki-laki itu.
Kiranya para wanita boleh menyadari peran mereka dalam
sebuah komunitas, terutama dalam sebuah keluarga. Wanita dicipta untuk menolong
pria bukan untuk berkuasa atasnya. Maka, bagi para wanita Kristen, umat yang
sudah ditebus, tolonglah para pria. Dukung mereka dengan segenap hatimu. Supaya
ia bisa menjadi pemimpin yang dapat memimpin dengan handal sesuai dengan
kehendak Allah.
Comments
Post a Comment