Pada bagian selanjutnya, Paulus melanjutkan pembahasannya
dengan membahas sifat yang harus dimiliki seorang hamba. Paulus menekankan pada
posisi pertama adalah agar para hamba taat dengan utuh kepada tuan mereka.
Mereka harus menyenangkan, tidak berbantahan, tidak mencuri, namun menunjukkan
iman yang baik, agar dalam segala hal mereka sinkron dengan doktrin Tuhan kita
yang agung.
Di sini Paulus kembali membahas mengenai pentingnya seorang
hamba untuk taat kepada tuannya. Paulus mengingatkan kembali kepada para hamba
agar menjunjung tinggi ordo yang sudah diciptakan oleh Allah. Walau dalam kali
ini Paulus tidak menyatakan tugas seorang tuan, namun dalam surat-surat Paulus
yang lain, ia menyatakan bahwa sebagai tuan juga harus mengasihi hambanya seperti
Kristus mengasihi umatNya.
Namun hal yang menarik adalah alasan mengapa seorang hamba harus
taat sepenuhnya. Dalam surat ini, Paulus secara spesifik mengatakan bahwa
seorang hamba harus taat agar mereka dapat mengindahkan doktrin Allah. Jadi
salah satu bagian dari menghidupi doktrin adalah hidup taat kepada autoritas
yang diatas kita kapan pun. Hal ini didemonstrasikan oleh Kristus dengan taat
kepada Allah Bapa dalam hidupNya. Bukan berarti Allah anak memiliki kedudukan
yang lebih rendah, namun ketika Kristus turun ke bumi, Ia berada dibawah
juridiksi Allah Bapa. Hal ini membuatnya harus taat dengan rela kepada kehendak
Allah Bapa.
Hal inilah yang harus dicontoh oleh seorang hamba. Taat
bukan berarti lemah. Justru taat berarti bahwa kita kuat dengan rela
menahlukkan diri dibawah autoritas orang yag lebih berkuasa di atas kita.
Kiranya hidup kita sebagai hamba, terutama hamba bagi Tuhan
kita Kristus bolehlah menjadi hidup yang taat, tidak banyak membantah melainkan
taat sepenuhnya. Agar hidup kita dapat memancarkan kasih Kristus yang telah
lebih dahulu taat kepada Allah Bapa.
Gambar diambil dari: http://www.canonglenn.com/wp-content/uploads/2009/02/washing-feet-252x300.jpg
Comments
Post a Comment