Paulus melanjutkan suratnya kali ini dengan membahas apa
yang memampukan kita dan mengharuskan kita bertindak sesuai dengan apa yang ia
katakan sebelumnya. Paulus menyatakan kita harus melakukan semua itu dengan
rela karena anugerah dari Allah telah turun atas kita membawa keselamatan dari
maut. Anugerah itu juga yang mendorong kita untuk menjauhi kelaliman dan nafsu
duniawi untuk hidup dengan pengendalian diri, benar dan suci dalam dunia ini.
Paulus menjawab pertanyaan besar kita mengapa kita harus
hidup benar dalam dunia ini. Paulus menyatakan bahwa kita harus hidup benar
sebagai respon kita atas anugerah yang Allah berikan kepada kita dengan memilih
kita sebagai umat pilihanNya dan menyelamatkan kita dari maut akibat dosa. Namun
kita melakukan kebenaran bukan sebagai timbal balik kepada Tuhan karena Dia
menyelamatkan kita, namun sebagai suatu respon bersyukur. Seperti seorang anak
akan mengagumi orang yang menyelamatkannay dari kecelakaan, begitu pulalah
kita. Kita akan mengaumi orang yang menolong kita, rela taat akan perintah-perintahNya
dan berusama meniru Dia.
Namun apakah yang terjadi pada zaman ini? Semua justru
berbalik. Mengikut Tuhan yang menjadi juru selamat kita justru tampak
memalukan, ketinggalan zaman dan tidak relevan lagi. Mempelajari keKristenan
menjadi hal yang basi. Hal yang keren adalah jika kita mengikuti zaman ini
beserta sifat-sifatnya dan budaya-budayanya. Apakah yang harus dilakukan oleh
anak-anak Tuhan?
Jawabannya adalah melakukan hal untuk apa kita dicipta. Kita
dicipta oleh Allah dan diciptakan hanya dengan satu tujuan: memuliakan namaNya.
Jika demikian, maka dunia akan mengucilkan kita, dan kita tidak akan merasakan
gemerlapnya dunia ini, lalu bagaimana? Jika kita memang tidak diciptakan untuk
hal-hal tersebut, maka sudah pasti hal tersebut juga tidak akan memuaskan diri
kita. Lalu untuk apa lagi kita kejar hal-hal tersebut?
Kiranya kita boleh melihat apa yang menjadi tujuan hidup
kita sekarang ini. Memenuhi panggilan kita dari Tuhan dan menggenapi setiap
rencanaNya dalam hidup kita, itulah hal untuk apa kita dicipta. Maka hidup kita
akan berarti jika hal tersebut tercapai.
Gambar diambil dari: http://www.leadershipfromthetrenches.com/wp-content/uploads/2010/08/Opposition.jpg
Comments
Post a Comment