Paulus mengakhiri bagian ini dengan menyatakan kepada jemaat
Tesalonika contoh-contoh apa yang jemaat lain bicarakan mengenai mereka dahulu.
Paulus mengatakan bahwa jemaat lain tersebut menceritakan betapa Paulus dan
rekannya di terima dengan baik oleh jemaat Tesalonika serta mengenai pertobatan
mereka dari penyembah berhala menjadi melayani Allah yang hidup juga menunggu anakNya
yang di Sorga yang dibangkitkanNya dari kematian yaitu Yesus yang menyelamatkan
kita dari murka Allah.
Paulus mengatakan bahwa jemaat Tesalonika terkenal karena
menyambut Paulus dan rekan sepenginjilannya dengan baik serta berbalik
menyembah Allah dan meninggalkan berhala. Kedua poin ini dapat menjadi
pelajaran bagi kita gereja pada zaman ini.
Pertama adalah menyambut dengan baik. Hal ini berarti bahwa
jemaat Tesalonika membuka hati mereka untuk Injil. Sering kali masalah yang
paling sulit ditahlukkan manusia adalah ketinggian hatinya. Mereka bahkan tidak
memberikan kesempatan untuk Injil dapat mereka dengar dalam hidup mereka.
Menerima dengan baik ini adalah langkah pertama yang harus kita lakukan
terhadap Injil. Kita harus membuka pintu hati kita untuk Roh Kudus dapat menggerakkan
hati kita dan menyucikan hidup kita dan membuat kita lebih serupa Kristus.
Kedua adalah berbalik dari menyembah berhala dan menuju
menyembah Allah. Ini menjadi poin penting yang semua orang Kristen sering
dengar. Namun banyak orang yang menganggap hal ini adalah hal yang sepele.
Tidak menyembah berhala dan menyembah Allah harus diawali dengan membuka hati
yang dibahas di atas. Kemudian lebih dari itu, karena ini melawan natur keberdosaan
kita, maka kita akan tergoncang terus-menerus dan harus memikul salib serta
menyangkal diri. Istilah-istilah ini sudah banyak hilang dari gereja zaman ini.
Gereja zaman ini banyak yang hanya menekankan hidup baik saja cukup, padahal Allah
menuntut kehidupan yang sama sekali berbeda dan hanya terarah kepadaNya saja.
Seperti seorang muda yang bertanya kepada Yesus apa yang harus ia lakukan untuk
masuk ke Sorga, orang tersebut akhirnya tidak mengikut Yesus karena hatinya
masih ada di dunia ini.
Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita memiliki hati yang
lembut dan iman yang tertuju hanya kepada Allah satu-satuNya saja? Mari kita
semua meminta hati yang berseru-seru meminta pertolonganNya dan menuntut
pimpinanNya serta urapanNya untuk mejalani hidup ini.
Comments
Post a Comment