Paulus melanjutkan dengan menyatakan alasan mengapa mereka
begitu ngotot dalam memberitakan Injil dan tidak menyerah walaupun dianiaya.
Paulus mengatakan bahwa alasan mengapa ia maju bukan karena hal yang tidka
murni maupun keinginan untuk menyesatkan, namun berdasarkan persetujuan Allah
yang mempercayakan InjilNya kepada mereka. Untuk memuliakan Allah dan bukan
untuk menyenangkan manusia.
Pada poin yang kali ini Paulus bahas mempertajam
pernyataannya yang sebelumnya. Ia kali ini menjelaskan bahwa resolusi dan
semangatnya mengabarkan Injil datang bukan dari dalam diri manusia, namun
datang dari Allah sendiri. Hal ini yang mengakibatkan api penginjilan yang
tidak pernah padam pada diri Paulus serta keinginan tulus agar orang lain boleh
mendengarkan Injil dan bertobat. Hal ini merupakan alasan mengapa orang pada
zaman ini memiliki keinginan yang mudah surut jika berbicara mengenai penginjilan.
Karena banyak orang maupun gereja dan para-church yang melakukan penginjilan
bukan karena panggilan Allah sendiri, melainkan melalui keinginan pribadi
belaka.
Sebagai gereja Tuhan yang ditempatkan di dunia ini, kita
harus peka akan arah hati kita menuju kemana. Tidak hanya dalam penginjilan
saja, namun dalam segala hal dalam hidup kita. Setiap tindakan yang kita
lakukan haruslah menjadi wadah dimana nama Kristus dinyatakan. Namun seperti
yang sudah dibahas pada post sebelumnya, hal tersebut tidaklah mudah ditengah
dunia ini yang begitu menghimpit kita dan seakan-akan tidak menyediakan ruang
bagi kita untuk menyuarakan kehendak Allah. Oleh sebab itu, api yang kita
kobarkan harus memiliki sumber yang benar, yaitu Allah sendiri. Jika sumber
pelita kita salah, maka tinggal tunggu waktu saja api tersebut akan padam.
Mari kita semua mendasari hidup ini dan segala tindakan yang
ktia lakukan dengan takut akan Allah saja. Sehingga seluruh hidup kita dapat
menjadi persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan serta membuat namaNya
dipermuliakan di dunia ini.
Comments
Post a Comment