Paulus mengkontraskan apa yang kita dapatkan secara positif
dari keselamatan Tuhan dengan hal buruk yang akan kita dapat jika mengikut
guru-guru palsu. Paulus menekankan bahwa setelah dua kali peringatan, jika
tidak ada perubahan pada orang-orang tersebut, maka memang mereka terbalut
dengan dosa dan menghancurkan diri sendiri.
Paulus menyatakan bahwa sebagai kontras dari hidup yang
dalam terang, kita harus juga menghindari kontroversi yang ceroboh, membahas
keturunan, ketidaksepahaman dan perbantahan mengenai hukum karena itu adalah
hal yang tidak menguntungkan. Hal ini menandakan bahwa bukan perdebatan yang
penuh keras kepala yang akan memenangkan hati orang. Justru hal ini membuat
kita mirip dengan guru palsu. Yang dapat memenangkan hati orang adalah kasih
yang dari Kristus melalui kita dirasakan orang lain.
Paulus menambahkan bahwa jangan kita terlalu membuang waktu
kita untuk menyadarkan orang yang tidak mau berubah setelah dua kali dihardik.
Bukan berarti kita langsung melupakan orang ini dan membiarkan dia jatuh dalam
dosa terus. Namun poin Paulus adalah bahwa kita tidak bisa mengubah orang jika Tuhan
tidak berkehendak mengubah orang tersebut serta orang tersebut tidak digerakkan
oleh Roh Kudus untuk berubah. Kita tetap harus menanamkan biji Injil yang
mungkin suatu hari akan tumbuh, tapi tidak menghabiskan seluruh waktu kita
untuk mengubah orang yang memang jika belum waktunya tidak akan berubah.
Kiranya kita bisa lebih hati-hati dalam menjaga diri kita
agar tetap suci di hadapan Allah. Menjauhi orang-orang yang mengajarkan hal
sesat dan memfokuskan hidup kita untuk mengabarkan Injil kepada semakin banyak
orang dengan tidak membuang banyak waktu untuk mengubah orang yang belum pada
waktunya berubah.
Gambar diambil dari: http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/81541/81541,1289391335,1/stock-photo-change-going-from-white-to-black-64789837.jpg
Comments
Post a Comment