Perikop ini secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian
besar. Bagian awal dari perikop ini membahas motivasi penginjilan yang dimiliki
Paulus dan rekan-rekannya. Bagian kedua membahas mengenai buah dari motivasi
tersebut, yaitu usaha keras dalam penginjilan. Dan bagian ketiga membahas
mengenai bagaimana sikap jemaat Tesalonika dalam menerima Paulus dan
rekan-rekannya serta menerima Injil.
Dari bagian pertama, kita dapat belajar bahwa dalam melayani
Tuhan, motivasi kita harus benar. Setiap dari tindakan yang kita lakukan hanya
boleh diperuntukkan kepada Allah saja, bukan demi pujian ataupun penghargaan
dari manusia. Serta, dalam pelayanan kita harus mengerti bahwa segala sesuatu
memerlukan proses. Hidup benar dalam Kristus bukanlah sebuah tujuan yang mati,
namun sebuah hidup yang terus-menerus bertumbuh semakin serupa dengan Kristus.
Bagian kedua membahas bagaimana berhenti sampai pada
motivasi tidaklah cukup. Paulus dan rekan-rekannya sampai harus bekerja keras
demi mendapat upah untuk hidup. Semua itu mereka lakukan untuk tidak membebani
jemaat secara finansial. Sementara harus tetap bekerja, Paulus dan
rekan-rekannya juga harus terus membimbing jemaat untuk bertumbuh secara
perlahan. Dibutuhkan lebih dari sekedar sikap sabar dalam hal ini. Mereka
benar-benar membutuhkan motivasi yang suci untuk dapat bertahan dalam menunggu.
Bagian terakhir menggambarkan respon jemaat Tesalonika yang
perlu kita contoh terhadap menerima Firman Tuhan yang diberikan. Kebanyakan
orang pasti akan pulang dan mengulangi hal yang sama sampai minggu depan telah
tiba setelah mendengarkan Firman Tuhan di gereja. Namun jemaat Tesalonika tidak
demikian. Mereka benar-benar menganggap kata-kata tersebut dari Tuhan lalu
menyimpannya dalam hati. Hal ini lah yang harus kita contoh dalam perjalanan
kita mencari kebenaran Injil.
Akhir kata, mari kita sekalian boleh hidup lebih taat dan
gentar terhadap apa yang Allah benci, serta terus bergerak atas pimpinan Roh
Kudus untuk dapat memuliakan Allah Bapa. Terus menjauhi apa yang Dia benci
serta mencari apa yang Dia ingin kita cari. Kiranya hidup yang satu kali ini
dapat menjadi hidup yang berguna bagi Kristus.
Comments
Post a Comment